KOMPAS.com - Puisi merupakan karya sastra yang mengekspresikan pemikiran dan perasaan dengan susunan berirama.
Terdapat unsur-unsur dalam puisi, seperti emosi, imajinasi, pemikiran, ide, nada, irama, kesan pancaindera, susunan kata-kata, kata-kata kiasan, kepadatan, dan perasaan yang bercampur baur.
Unsur tersebut tidak berdiri sendiri. Semuanya saling berkaitan satu sama lain sehingga membentuk struktur.
Dilansir dari Rachmad Djoko Pradopo dalam buku Pengkajian Puisi (1990), struktur di sini dalam arti bahwa karya sastra itu merupakan susunan unsur-unsur yang bersistem, yang antara unsur-unsurnya terjadi hubungan yang timbal balik, saling menentukan.
Puisi dibedakan dengan dua lapis sturktur. Struktur fisik dan struktur batin. Berikut penjabaran dari kedua lapis struktur puisi tersebut.
Baca juga: Puisi Aku Chairil Anwar
Struktur fisik puisi mengacu pada analisis yang tersurat pada puisi. Ia juga menjadi sarana untuk penyair mengungkapkan hakikat puisi. Struktur fisik puisi meliputi:
Tipografi berkaitan dengan perwajahan puisi. Setiap tata letak bait, baris, tanda baca, huruf kapital, sampai pengaturan garis tepi dapat menyimpan makna tersendiri.
Puisi adalah salah satu karya sastra yang menggunakan sedikit kata-kata tetapi menyiratkan banyak hal. Maka diksi atau pilihan kata menentukan struktur puisi.
Diksi yang dipilih harus selaras, antara makna, bunyi, dan urutan kata. Tidak hanya menekankan pada keindahan, tapi juga kebermaknaan pilihan kata.