KOMPAS.com - Tolak peluru merupakan salah satu cabang olahraga lempar dalam atletik.
Olahraga tolak peluru disebut juga sebagai induk dari semua cabang olahraga (mother of sport) dan jadi olahraga paling tua di dunia.
Tolak peluru adalah olahraga yang dilakukan dengan meletakkan peluru (bola besi bulat) diantara leher dan bahu.
Kemudian melemparkannya sejauh mungkin dengan cara mendorong peluru dan menggunakan satu tangan.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) tolak peluru adalah olahraga dengan menolakkan peluru (alat yang bundar seperti bola yang terbuat dari besi atau kuningan beratnya untuk putri 4 kg, untuk putra 7¼ kg).
Baca juga: Baseball: Pengertian, Sejarah dan Manfaatnya
Sebagai salah satu cabang olahraga yang dikompetisikan, tolak peluru memiliki sejarah dan aturan permainannya.
Dikutip dari Sport Rec, olahraga tolak peluru diyakini sudah ada pada zaman Celtic Kuno.
Dalam cerita rakyat Skolandia, kepala suku Klan menggunakan tradisi meletakkan batu untuk mengetahui orang terkuat di sukunya dan mengirimnya ke medan pertempuran.
Tradisi tersebut dapat ditemukan dalam sebuah buku Irlandia berjudul "Book of Leinster," yang ditulis pada abad ke-12 dan menggambarkan peristiwa Tailteann Games yang diadakan di County Meath.
Salah satu peristiwa yang termasuk adalah lempar batu, tetapi seberapa jauh sejarah tradisi tersebut masih belum terbukti.
Penggunaan bola besi sebagai peluru pertama kali digunakan oleh kelompok olahraga militer.
Baca juga: Atletik, Cabang Olahraga Pertama di Dunia
Saat itu bola besi yang dipakai berupa bola meriam, sejak saat itu bola beli digunakan sebagai peluru dalam olahraga tolak peluru.
Dilansir Encyclopaedia Britannica (2015), yang pertama kali menggunakan tembakan (bola meriam) sebagai pengganti batu secara kompetitif adalah kelompok olahraga militer Inggris.
Olahraga tolak peluru mulai dikompetisikan dalam olimpiade pada 1896. Berat peluru atau bola besi yang digunakan beragam, mulai dari 2,76 kg hingga 7,26 kg, hal ini bergantung pada tingkatan usia serta gender atletnya.
Gerakan awal dari tolak peluru adalah dengan meletakkan bola di dekat leher dan posisi siku harus sejajar dengan lantai.
Kemudian bola tersebut harus dilempar sejauh mungkin. Ada dua teknik lemparan dalam tolak peluru, yakni glide dan spin.
Baca juga: Gerak Lokomotor, Non Lokomotor, dan Manipulatif Olahraga Bulu Tangkis
Pada teknik glide, pemukul harus menghadap 180 derajat dari posisi lemparan. Ketika melempar, pemukul harus memutar tubuhnya.
Sementara untuk teknik spin, pemukul harus memutar tubuhnya lebih dari sekali. Teknik spin adalah teknik yang paling banyak digunakan oleh para atlet.
Sama seperti cabang olahraga lainnya, tolak peluru juga dilombakan atau tergabung dalam kompetisi.
Terdapat beberapa aturan yang harus dipatuhi oleh pemukul tolak peluru.
Dikutip dari Sports Unlimited, berikut adalah penjelasan aturan olahraga tolak peluru.
Baca juga: Atletik: Sejarah dan Cabangnya
Dalam kompetisi atau pertandingan tolak peluru, terdapat beberapa hal yang dianggap pelanggaran, yakni: