Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bendara Raden Mas Mustahar, Nama Kecil Pangeran Diponegoro

Kompas.com - 17/06/2020, 16:45 WIB
Ari Welianto

Penulis

Ketika dewasa, Pangeran Diponegoro menolak keinginan sang ayah untuk menjadi raja. Namun Pangeran Diponegoro menolak untuk menjadi raja.

Sudah diramalkan

Saat Pangeran Diponegoro dilahirkan sudah diramalkan kelak akan mendatangkan kerusakan yang lebih hebat pada pihak Belanda.

Dikutip Historia, nyatanya Perang Jawa meletus pada 1825.

Perang tersebut bermula dari keputusan dan tindakan Belanda yang memasang patok-patok di atas tanah milik Pangeran Diponegoro di Desa Tegalrejo.

Baca juga: Keris yang Dikembalikan Belanda Dipastikan Asli Milik Pangeran Diponegoro

Belanda ketika itu akan membuat jalan raya yang melintas di sebelah timur Tegalrejo.

Pematokan tanah tersebut meresahkan masyarakat. Bahkan Pangeran Diponegoro tidak pernah mendapat pemberitahuan.

Bentrok pun akhirnya terjadi dan meluas menjadi peperangan yang berlangsung selama lima tahun.

Tindakan tersebut ditambah beberapa kelakuan Hindia Belanda yang tidak menghargai adat istiadat setempat dan eksploitasi berlebihan terhadap rakyat dengan pajak tinggi.

Perang Jawa berlangsung di sebagian Pulau Jawa.

Di mana dari Yogyakarta di pantai selatan hingga perbatasan Banyumas dibagian barat dan Magelang di utara.

Perang tersebut mampu merepotkan Belanda. Pada 1827, Pangeran Diponegoro terjepit karena Belanda menyerang dengan 23.000 pasukan.

Baca juga: Hampir 2 Abad Ada di Belanda, Raja Willem Kembalikan Keris Pangeran Diponegoro ke Jokowi 

Pada28 Maret 1830, pasukan Belanda berhasil mendesak Pangeran Diponegoro.

Kemudian dilakukan perundingan dangan Jenderal de Kock di Magelang. Belanda meminta agar Pangeran Diponegoro menghentikan perang, namun ditolak.

Pangeran Diponegoro ditangkap kemudian diasingkan ke Ungaran, Semarang. Selanjutnya dibawa ke Batavia.

Belanda akhirnya diasingkan ke Manado bersama istri keenamnya, Raden Ayu Ratna Ningsih.

Pada 1834, Pangeran Diponegoro dipindah ke Benteng Rotterdam Makassar, Sulawesi Selatan. Di Makassar, ia menghabiskan hidupnya dan meninggal pada 8 Januari 1855 di usia ke-69.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com