Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perkembangan Agama Hindu-Buddha di Nusantara

Kompas.com - Diperbarui 09/01/2023, 17:24 WIB
Ari Welianto

Penulis

KOMPAS.com -Perkembangan agama Hindu-Buddha tidak lepas dari adanya perdagangan dan berdirinya kerajaan-kerajaan yang bercorak Hindu-Buddha di berbagai wilayah Nusantara.

Awalnya, masyarakat Nusantara menganut kepercayaan animisme dan dinamisme, kemudian belajar agama Hindu-Buddha. Adanya kerajaan-kerajaan Hindu-Buddha ternyata memberi pengaruh kehidupan masyarakat di berbagai bidang.

Berikut kerajaan-kerajaan di Nusantara yang bercorak Hindu-Buddha, yaitu:

Kerajaan Kutai

Kerajaan Kutai merupakan kerajaan hindu tertua di Nusantara, terletak di daerah Kutai, Kalimantan Timur. Diperkirakan berdiri pada abad ke-5, dan berada di dekat aliran Sungai Mahakam.

Masuknya kebudayaan India terutama agama Hindu menyebabkan Kutai memiliki sistem pemerintahan yang baru. Semula, kepala pemerintahan adalah kepala suku berubah menjadi raja. 

Salah satu bukti keberadaan Kerajaan Kutai, yaitu ditemukannya tujuh prasasti Yupa yang diperkirakan berasal dari sekitar abad ke-5

Yupa adalah tugu batu peringatan dan tempat menambatkan hewan dalam upacara-upacara agama Hindu.

Tulisan pada Yupa dengan huruf Pallawa dan bahasa Sansekerta yang berasal dari India. Dalam prasasti-prasasti yang ditemukan tertera nama Sang Maharaja Kundungga.

Nama tersebut diperkirakan nama asli Indonesia. Raja Kundungga merupakan pertama Kerajaan Kutai.

Namun penggantinya seperti Aswawarman, Mulawarman menunjukkan nama India dan upacara-upacara yang diadakan merupakan upacara Hindu.

Ini membuktikan bahwa raja-raja Kutai adalah orang Indonesia asli yang memeluk agama Hindu.

Baca juga: Pengaruh Hindu–Buddha terhadap Kebudayaan Masyarakat Indonesia

Kerajaan Sriwjaya

Kerajaan Sriwijaya menjadi kerajaan Buddha terbesar di Sumatera dan diperkirakan berdiri pada abak ke-7.

Bukti berdirinya Kerajaan Sriwijaya dengan ditemukannya prasasti. Dalam prasasti tersebut menceritakan tentang keberadaan kerajaan Sriwijaya seperti Prasasti Kedukan bukit, Talang Tuo, Karang Berahi, dan Telaga Batu.

Selain prasasti dengan berita dari China. Di mana pendeta I-Tsing pada 671 masehi menyatakan pernah singgah di Sriwijaya dan belajar bahasa Sansekerta.

Kemudian pada pendeta China dianjurkan belajar agama Buddha di Kerajaan Sriwijaya. Raja-raja Sriwijaya selalu tampil sebagai pelindung agama Buddha dan penganut yang taat. Hal ini dapat dilihat dari perkembangan agama Buddha yang sampai ke luar negeri.

Kompleks Percandian Batujaya di Kabupaten Karawang yang dipercaya sebagai peninggalan Kerajaan Tarumanegara.KOMPAS.com/FARIDA FARHAN Kompleks Percandian Batujaya di Kabupaten Karawang yang dipercaya sebagai peninggalan Kerajaan Tarumanegara.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com