KOMPAS.com - Layang-layang merupakan salah satu permainan tradisional dari Indonesia. Layang-layang sering dimainkan oleh anak-anak di tanah lapang.
Tidak hanya anak-anak, orang dewasa dan orang tua juga ikut bermain layang-layang. Setiap daerah memiliki keunikan atau ciri khas tentang layang-layang.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), layang-layang adalah mainan yang terbuat dari kertas, berkerangka yang diterbangkan ke udara dengan memakai tali atau benang sebagai kendali.
Dilansir Encyclopaedia Britannica (2015), Layang-layang adalah pesawat leluhur yang meluncurkan penerbangan berawak.
Selama ribuan tahun lalu layang-layang telah digunakan untuk menangkal kejahatan, menyampaikan pesan, mewakili dewa, mengangkat spanduk, kerajinan.
Bahkan untuk menemukan fenomena alam dan mengukur cuaca. Layang-layang modern sebagian besar diterbangkan untuk kesenangan dan olahraga selain menjadi bentuk tradisional ekspresi artistik.
Baca juga: Layang-layang Tertua di Dunia Berasal dari Sulawesi Tenggara?
Hampir 3.000 tahun yang lalu layang-layang pertama kali dipopulerkan di China. Di mana bahan-bahan yang ideal untuk membuat layang-layang sudah tersedia, seperti kain sutra untuk bahan layar, sutra berkekuatan tensil tinggi untuk jalur terbang, dan bambu tangguh untuk kerangka kerja yang kuat dan ringan.
Layang-layang China yang paling awal diketahui adalah datar (tidak membungkuk) dan sering
berbentuk persegi panjang.
Dalam buku Permainan Tradisional Indonesia (1998), layang-layang termasuk salah satu
permainan rakyat daerah Riau.
Pada umumnya layang-layang terbuat dari kertas atau kain parasut yang diberi kerangka dan dapat diterbangkan ke angkasa dengan bantuan angin setelah diikatkan pada seutas tali atau benang.
Layang-layang dimainkan oleh anak-anak maupun orang dewasa di tanah lapang.
Meskipun layang-layang berekor sudah biasa di Asia selama berabad-abad, baru pada 1893 itu William A. Eddy, seorang jurnalis Amerika yang berkepentingan dengan meteorologi dan fotografi udara layang-layang.
Di mana memberikan kontribusi yang signifikan terhadap pengembangan layang-layang di Barat dengan memperkenalkan desain tak berujung yang sekarang dikenalnya, memanjang berbentuk berlian.
Bentuk dan ukuran layang-layang sangat bervariasi. Beberapa layang-layang dapat terbang dalam angin sepoi-sepoi, sementara desain lainnya membutuhkan angin yang stabil.
Baca juga: Layang-Layang Tidak Hanya Satu, Ini Jenis-Jenisnya
Layang-layang dapat dibuat dari dua batang yang ditutupi dengan bahan layar atau dibuat dalam konfigurasi yang membutuhkan kerangka kerja yang kompleks.
Bahan untuk membuat layang-layang, seperti bambu atau kayu, kain atau kertas, dan tali. Pada dasarnya tidak berubah selama lebih dari 2.000 tahun. Saat ini, layang-layang sering dibangun dengan bahan sintetis.
Dikutip situs Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), ada ciri-ciri pada layang-layang, yakni:
Bermain layang-layang sangat bergantung pada cuaca, khususnya angin. Karena layang-layang akan sulit terbang jika tidak ada angin.
Baca juga: Tinggalkan Gawai, Mari Nikmati Asyiknya Bermain Layang-layang...
Cara mudah untuk mengetahui ada angin atau tidak bisa melihat daun pohon apakah bergoyang atau tidak. Jika daun bergoyang maka untuk menerbangkan layang-layang akan mudah.
Lokasi untuk bermain layang-layang juga harus diperhatikan. Tanah lapang atau terbuka akan lebih mudah untuk menerbangkan layang-layang jika dibandingkan di lokasi banyak pohon.
Resiko layang-layang akan mudah tersangkut pohon.
Berikut cara bermain layang-layang: