Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Piramida Penduduk: Ekspansif, Stasioner, dan Konstruktif

Kompas.com - Diperbarui 17/01/2022, 18:35 WIB
Nibras Nada Nailufar

Penulis

Piramida stasioner

Piramida stasioner memiliki bentuk seperti granat atau sarang tawon.

Bentuk piramida ini menunjukkan jumlah penduduk usia muda hampir seimbang dengan penduduk usia tua.

Umumnya disebabkan karena tingkat kelahiran dan kematian rendah. Sehingga jumlah dan pertumbuhan penduduknya relatif tetap.

Negara dengan piramida stasioner memiliki pertumbuhan yang sangat lambat.

Piramida ini bisa ditemukan di Amerika Serikat dan Inggris.

Baca juga: Pengertian Persebaran Penduduk dan Jenisnya

Piramida konstruktif

Piramida penduduk Jepang berdasarkan sensus tahun 2015Wikimedia Commons Piramida penduduk Jepang berdasarkan sensus tahun 2015

Piramida konstruktif memiliki bentuk seperti batu nisan. Piramida konstruktif terjadi akibat angka kelahiran menurun dengan cepat dan tingkat kematian rendah.

Piramida penduduk ini menunjukkan jumlah penduduk usia dewasa cukup banyak dibandingkan jumlah penduduk muda.

Banyak negara maju yang memiliki bentuk piramida ini seperti Swedia, Jerman, dan Jepang.

Piramida ini juga bisa mengindikasikan angka harapan hidup yang tinggi sebab penduduk usia tuanya banyak.

Namun piramida ini juga mengkhawatirkan karena berpotensi membuat usia muda atau produktif menanggung beban lebih.

Begitu pula soal keberlanjutan. Dengan angka kelahiran rendah, populasi penduduk di masa depan bisa berkurang dan mengganggu kehidupan ekonomi serta sosial.

Beberapa negara dengan piramida konstrktif berusaha mengatasi masalah ini dengan mendorong penduduknya untuk berkeluarga dan memiliki anak, serta memberi berbagai fasilitas yang mendorong penduduknya mau memiliki anak.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com