Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perpindahan Kalor

Kompas.com - 23/04/2020, 15:00 WIB
Serafica Gischa

Penulis

KOMPAS.com - Kalor adalah energi panas yang berpindah dari benda yang bersuhu lebih tinggi ke benda yang bersuhu lebih rendah.

Sebagai bentuk energi, dalam SI kalor memiliki satuan joule (J). Satuan kalor yang populer adalah kalori dan kilokalori.

Satu kalori adalah jumlah energi panas yang dibutuhkan untuk menaikkan suhu satu gram air hingga naik sebesar satu derajat selsius.

Dilansir dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, kalor berpindah dari benda yang bersuhu tinggi ke benda yang bersuhu rendah.

Kalor berpindah melalui tiga cara, yaitu:

Konduksi

Saat menggunakan setrika, panas bersentuhan dengan kain. Kalor berpindah dari setrika ke kain.

Baca juga: Pengertian Kalor dan Perubahannya

Perpindahan tersebut disebut konduksi. Di mana perpindahan panas melalui bahan tanpa disertai perpindahan patikel-partikel bahan tersebut.

Benda yang jenisnya berbeda memiliki kemampuan menghantarkan panas secara konduksi (konduktivitas) yang berbeda.

Bahan yang mampu menghantarkan panas dengan baik disebut konduktor. Bahan yang menghantarkan panas dengan buruk disebut isolator.

Logam masuk dalam kategori konduktor, sedangkan kayu dan plastik termasuk isolator.

Contohnya pada peralatan masak. Di bagian bawah yang bersentuhan dengan api menggunakan konduktor. Sedangkan bagian pegangannya menggunakan isolator.

Hal inilah yang membuat panasnya kopi bertahan lama di gelas kaca karena kaca merupakan isolator yang baik.

Baca juga: Teori Dasar Kemagnetan: Sifat dan Medan Magnet

Konveksi

Air merupakan konduktor yang buruk. Namun, ketika bagian bawah air dipanaskan ternyata air bagian atas juga terkena panas.

Saat air bagian bawah mendapatkan kalor dari pemanas, partikel air memuai sehingga menjadi lebih ringan dan bergerak naik. Digantikan dengan partikel air dingin dari bagian atas.

Dengan ini, panas dari air bagian bawah berpindah bersama aliran air menuju bagian atas.

Cara perpindahakan panas tersebut yaitu konveksi. Konveksi adalah perpindahan kalor dari satu tempat ke tempat lain bersama dengan gerak partikel bendanya.

Arus konveksi dapat ditemui juga di pantai, yaitu angin laut dan darat. Berikut penjelasannya:

  • Angin laut

Pada siang hari, daratan lebih cepat panas dibandingkan lautan, udara di atas daratan ikut panas dan bergerak naik, digantikan oleh udara dari lautan sehingga terjadi angin laut.

Baca juga: Gravitasi: Definisi dan Faktanya

  • Angin darat

Pada malam hari, daratan lebih cepat mendingin daripada lautan, udara di atas lautan lebih hangat dan bergerak naik, digantikan oleh udara daratan sehingga terjadi angin darat.

Ilustrasi panas di bawah terik mataharishutterstock Ilustrasi panas di bawah terik matahari
Radiasi

Radiasi adalah perpindahan kalor tanpa memerlukan medium. Hal ini yang membuat kita merasa panas di bawah terik panas matahari.

Hal tersebut juga bisa dirasakan saat kita menghadapkan telapak tangan pada bola lampu yang menyala atau duduk di dekat api unggun.

Setiap benda dapat memancarkan dan menyerap radiasi kalor, yang besarnya bergantung pada suhu benda dan warna benda.

Semakin panas benda dibandingkan dengan panas lingkungan sekitar, makin besar pula kalor yang diradiasikan ke lingkungannya.

Semakin luas permukaan benda panas, makin besar pula kalor yang diradiasikan ke lingkungannya.

Baca juga: Gaya dan Gerak: Pengertian dan Jenisnya

Jika suhu benda lebih dingin dibandingkan suhu lingkungan, maka benda akan menyerap radiasi kalor dari lingkungan.

Semakin rendah suhu benda, semakin besar pula kalor yang diterima dari lingkungan.

Semakin luas permukaan benda dingin, makin besar pula kalor yang diterima lingkungannya.

Saat kita menjemur dua kaos basah dengan warna yang berbeda, maka kaos dengan warga lebih gelap akan lebih cepat kering. Berikut hukumnya:

  • Makin gelap benda yang terasa panas, makin besar pula kalor yang diradiasikan ke lingkungannya.
  • Makin gelap benda yang terasa dingin, makin besar pula kalor yang diterima dari lingkungannya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com