KOMPAS.com - Di dalam kehidupan masyarakat pastinya banyak terjadi penyimpangan, seperti perampokan, tawuran atau pembunuhan.
Untuk mengatasi perilaku menyimpangan tersebut dibutuhkan pengendalian sosial dari masyarakat.
Pengendalian sosial merupakan salah satu usaha yang dari individu atau masyarakat untuk mencegah terjadinya penyimpangan sosial.
Dikutip situs Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), pada dasarnya pengendalian sosial adalah mekanisme untuk mengarahkan anggota masyarakat dalam melaksanakan nilai dan normal sosial yang berlaku.
Sehingga tidak melakukan penyimpangan-penyimpangan dan berupaya mengurangi maupun menghilangkan penyimbangan tersebut.
Baca juga: Interaksi Sosial: Pengertian, Syarat, Ciri, Jenis, dan Faktornya
Beberapa ahli sosiologi mengemukakan pengertian pengendalian sosial.
Menurut Peter L. Berger, pengendalian sosial adalah berbagai cara yang digunakan masyarakat untuk menertibkan anggotanya yang membangkang.
Roucek mengatakan pengendalian sosial adaklah istilah kolektif yang mengacu pada proses terencana.
Di mana individu dianjurkan, dibujuk atau dipaksa untuk menyesuaikan diri pada kebiasaan dan nilai hidup suatu kelompok.
Ahli sosiologi Bruce J. Cohen mengatakan pengendalian sosial adalah cara-cara yang digunakan untuk mendorong seseorang agar berperilaku selaras dengan kehendak kelompok atau masyarakat.
Pengendalain sosial memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
Baca juga: Teori Penyimpangan Sosial dan Bentuk Perilakunya
Sifat pengendalian sosial dibagai menjadi dua, yakni:
Pengendalian sosial preventif adalah pengendalian yang dilakukan sebelum terjadi perilaku menyimpang.
Pada pengendalian tersebut langkah yang dilakukan lewat sosialisasi, pendidikan, penyuluhan, atau nasihat agar tidak melakukan penyimpangan sosial.
Pengendalian sosial represif merupakan pengendalian yang dilakukan setelah terjadi penyimpangan. Upaya yang dilakukan itu lewat cara pemberian hukuman, sanksi, nasehat atau penyuluhan.