Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Air Tanah: Pengertian, Proses, dan Manfaatnya

Kompas.com - 07/04/2020, 16:06 WIB
Nibras Nada Nailufar

Penulis

KOMPAS.com - Bagi sebagian besar orang di Indonesia, tanah adalah sumber air bersih.

Banyak rumah yang belum dialiri air pipa, menyedot air dari tanah. Tahukah kalian apa itu air tanah?

Pengertian air tanah

Dilansir dari Dinamika Hidrosfer (2018), air tanah adalah air yang tersimpan dalam tanah.

Air mengisi ruang antara butir tanah dan meresap ke dalam tanah.

Air tanah punya banyak kelebihan dibanding air permukaan.

Air tanah lebih steril, temperatur lebih stabil, dan cadangannya melimpah meskipun musim kemarau.

Baca juga: Air Permukaan: Bentuk, Macam, dan Fungsinya

Proses air tanah

Air hujan turun membasahi tanah. Tanah dengan banyak tumbuhan di atasnya memiliki pori-pori, rongga, atau celah bagi air hujan.

Air hujan meresap hingga kedalaman beberapa puluh meter.

Air yang terserap ke tanah akan terus bergerak hingga mencapai lapisan tertentu.

Ketika sampai di lapisan batuan yang padat, air tak bisa lewat dan mengisi rongga-rongga di sekitar atau di atasnya.

Air yang tersimpan di dalam tanah itu yang disebut dengan air tanah.

Baca juga: Pencemaran Air: Pengertian, Penyebab, Dampak, Pencegahan

Jumlah air yang meresap ke dalam tanah sangat bergantung pada jenis tanah dan batuannya.

Untuk bisa mengakses air tanah, perlu dibangun sumur. Tinggi air sumur menunjukkan tinggi muka air tanah.

Warga Dusun Ngepoh, Desa Banyusidi, Kecamatan Pakis, Kabupaten Magelang yang terletak di lereng Gunung Merbabu terpaksa mengebor tebing untuk mendapatkan air bersih.Kompas.com/Ika Fitriana Warga Dusun Ngepoh, Desa Banyusidi, Kecamatan Pakis, Kabupaten Magelang yang terletak di lereng Gunung Merbabu terpaksa mengebor tebing untuk mendapatkan air bersih.
Tinggi muka air tanah di setiap daerah berbeda-beda tergantung pada banyaknya air yang meresap ke dalam tanah.

Manfaat dan masalah air tanah

Di beberapa daerah, warganya sangat bergantung pada air tanah, bahkan mencapai 70 persen sumber airnya berasal dari tanah.

Ada yang menggunakan air tanah untuk minum. Biasanya air dari tanah dimasak terlebih dahulu.

Sebagian orang hanya menggunakan air tanah untuk mandi dan mencuci, tidak untuk minum.

Baca juga: Hari Air Sedunia 2020: Air dan Perubahan Iklim

Di kota-kota padat penduduk yang air pipanya belum melayani seluruh wilayah seperti Jakarta, banyak warga memilih mengandalkan air tanah.

Mereka membangun sumur bor yang dalam. Air dari sumur dipompa agar mengalir otomatis.

Namun, ada bahaya di balik pemanfaatan air tanah.

Terlalu banyak sumur bor dan terlalu banyak orang yang menggunakan air tanah dapat menyebabkan penurunan tanah.

Ini terjadi di Jakarta. Karena tanah yang turun, sebagian wilayah di pesisir Jakarta kini sudah tenggelam.

Di kawasan pesisir seperti Jakarta dan pantai utara (Pantura) pulau Jawa, warganya kesulitan mengakses air tanah.

Baca juga: Siklus Air: Pendek, Sedang, dan Panjang

Ini karena adanya intrusi air laut. Intrusi air laut terjadi ketika air laut menyusup masuk ke dalam pori-pori batuan dan mencemari air tanah yang terkandung di dalamnya.

Umumnya, intrusi air laut disebabkan pemompaan air tanah yang berlebihan di dekat pantai.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com