Masuknya agama dan kebudayaan Hindu di Indonesia membawa perubahan yang sangat mendasar bagi bangsa Indonesia terkena pengaruhnya dan menerima Hari Raya Nyepi sebagai Tahun Baru Saka.
Umat Hindu merayakan Hari Raya Nyepi dengan tidak melaksanakan aktivitas duniawi apa pun. Hidup tanpa aktivitas fisik, ini dimaksud adalah untuk memadamkan kobaran api indriya atau nafsu.
Karena suasananya yang khas yaitu sepi atau sunyi, maka disebut sebagai Hari Raya Nyepi.
Baca juga: Fakta Menarik Nyepi, Perayaan Tahun Baru Saka dan Hanya di Indonesia
Prosesi pelaksanaan peringatan Hari Raya Nyepi sebagai berikut:
Di Bali, Hari Raya Nyepi didahului dengan upacara melasti atau mekiyis ke tempat-tempat yang dianggap suci, seperti mata air, sungai, danau, dan laut.
Pelaksanaan upacara melasti disesuaikan dengan desa, kala dan patra. Upacara melasti bertujuan untuk menyucikan buana agung dengan membuang segala kotoran bumi serta mengambil Tirta Amerta Sehan.
Sebelum Hari Raya Nyepi dilaksanakan tawur atau caru yang dilanjutkan dengan acara ngerupuk atau menjaga-jaga.
Tawur diartikan sebagai membayar atau mengembalikan sari-sari alam yang telah dihisap dan digunakan manusia.
Tujuan tawur adalah untuk kembali menyeimbangkan sari-sari alam dengan melakukan persembahan kepada Bhuta. Sehingga tidak menganggu manusia dan bisa hidup secara harmonis atau berdampingan.
Setelah melaksanakan melasti dan tawur, proses selanjutnyaa Nyepi yang merupakan puncak dari Hari Raya Nyepi. Di mana umat Hindu melaksanakan brata penyepian selama 24 jam.
Baca juga: Di Balik Hening pada Hari Nyepi Umat Hindu
Pada saat itu umat Hindu tidak boleh melakukan berbagai aktivitas fisik selain yang berguna untuk penyucian jiwa. Pada Nyepi Sipeng dengan melakukan catur brata penyepian, yakni:
Satu hari setelah Nyepi Sipeng dilanjutkan dengan Ngembak Geni.
Di mana dengan melakukan kunjungan ke rumah saudara, atau tetangga dan di dalam ruang yang lebih luas diadakan acara Dharma Santi.
Dalam buku Nyepi: Kebangkitan, Toleransi dan Kerukunan (2001) karya Nyoman S. Pendit, sejak Tahun Baru Saka I pada 78 masehi sampai sekarang hingga nanti.
Setiap tahun umat Hindu senantiasan diingatkan agar dalam melaksanakan tugas hidup sehari-hari selalu memegang teguh sikap toleransi dan rukun dengan umat agama lain.
Dengan demikian tepatlah jika Hari Raya Nyepi diangungkan sebagai hari kebangkitan, toleransi, dan kerukunan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.