Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hari Raya Nyepi: Sejarah dan Prosesinya

Kompas.com - 25/03/2020, 08:00 WIB
Ari Welianto

Penulis

Sumber PHDI

KOMPAS.com - Nyepi merupakan hari raya umat Hindu yang dirayakan setiap tahun baru Saka. Perayaan kali ini merupakan perayaan Tahun Baru Saka 1942 atau bertepatan, 25 Maret 2020.

Pada perayaan Hari Raya Nyepi, tidak ada aktivitas seperti biasa. Semua kegiatan ditiadakan, termasuk pelayanan umum.

Sejarah Tahun Saka

Dilansir situs Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI), hari suci atau hari raya merupakan hari yang diperingati secara istimewa berdasarkan keyakinan umat.

Hari suci atau hari raya mempunyai makna dan fungsi yang sangat penting sebagai penuntun dalam mengarungi dunia kehidupan.

Baca juga: 4 Rangkaian Hari Raya Nyepi Beserta Makna di Baliknya

Hari Raya Nyepi merupakan hari raya yang dilaksanakan setiap tahun, yaitu sehari setelah  Tileming Sasih Kesanga.

Sejarah mencatat tentang perkembangan lahirnya tahun saka adalah di India. Pada saat itu di India banyak terdapat suku-suku bangsa dan mereka saling bermusuhan karena ingin menguasai dan menjajah daerah lain.

Suku-suku bangsa tersebut seperti Saka (Scythia), Pahlawa (Parthia), Yueh-chi, Yawana dan Malawa. Mereka berkeinginan saling menundukan satu sama lain dan silih berganti dapat menguasai.

Saat Suku Saka mengalami masa jaya dan digdaya mampu mengalahkan dan menundukan suku-suku bangsa lainnya.

Suku bangsa Saka adalah suku bangsa pengembara yang terkenal dengan ramah dan riang dalam menghadapi tantangan hidup.

Suatu saat suku bangsa Saka terdesak oleh suku-suku lain. Kemudian suku bangsa Saka membuat strategi baru dari perjuangan politik dan militer menjadi kebudayaan.

Karena suku bangsa Saka terkenal dengan kebudayaan yang tinggi benar-benar memasyarakatkan dan diketahu oleh seluruh lapisan masyarakat.

Pada 78 masehi, seorang dari Dinasti Kusana bernama Raja Kaniska naik tahta. Raja Kaniska merupakan raja yang bijaksana.

Baca juga: Hari Raya Nyepi di Bali, Rumah Sakit Tetap Bisa Akes Internet

Pada hari Minma tanggal 21 Maret 79, Purnama Waisak kebetulan gerhana bulan menetapkan panchanga atau kalender sistem Saka.

Itu untuk mengenal kejayaan dari hari tahunan Saka, merupakan tonggak sejarah yang mampu menutup permusuhan terjadi antara suku-suku.

Tahun Baru Saka bermakna sebagai hari kebangkitan, hari pembaharuan, hari kebersamaan (persatuan dan kesatuan), hari toleransi, hari kedamaian sekaligus hari kerukunan nasional.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com