Bila dikupas, warna daging umbi kunyit tampak jingga atau kuning tua karena kandungan curcumin dalam daging umbi kunyit. Rasa umbi kunyit pahit dan getir dengan aroma khas.
Kegunaan kunyit yaitu untuk bahan baku dalam beberapa industri yaitu:
Baca juga: Ciri-ciri Virus
Kencur mempunyai beberapa sebutan antara lain ceuka (Aceh) dan ukap (Papua).
Hasil utama tanaman kencur adalah umbi atau rimpang yang berbentuk bulat memanjang. Rimpang kencur yang masih muda umumnya berwarna putih. Seiring perkembangan umur, warna putih akan berubah kuning atau kecokelatan.
Kencur dikembangbiakkan dengan menggunakan umbi atau rimpang yang ditunaskan lebih dulu. Bisa ditanam di ketinggian 50-1000 mdpl. Dalam pertumbuhannya, tanaman kencur perlu naungan ringan. Dapat dipanen setelah 9 bulan.
Rimpang kencur mengandung minyak asiri yang hangat, pedas dan berwarna kuning.
Kegunaan kencur dalam beberapa industri antara lain:
Baca juga: Siklus dan Perkembangbiakan Virus
Temulawak (Curcuma xanthorhiza) sudah dikenal hingga ke luar negeri seperti di Eropa yang memanfaatkan rimpang temulawak sebagai bahan pembuat obat-obatan.
Tanaman temulawak adalah herba yang menahun dengan tinggi tanaman mencapai 2 meter. Dapat tumbuh baik di dataran rendah hingga dataran dengan ketinggian 1.500 mdpl.
Rimpang temulawak terdiri atas rimpang induk berbentuk silindris. Ukurannya akan makin besar seiring pertambahan umur. Rimpang cabang yang berukuran lebih kecil akan tumbuh ke segala arah.
Temulawak dapat dikembangbiakkan dengan umbi atau rimpang yang ditunaskan lebih dulu. Hasil utama tanaman temulawak adalah umbi atau rimpang. Umbi temulawak dapat dipanen saat tanaman telah berumur 1 tahun.
Rimpang temulawak mengandung beberapa macam unsur kimia antara lain curcumin, minyak asiri, dan lainnya. Minyak asiri dan curcumin adalah zat pemberi sifat khas pada temulawak.
Kegunaan temulawak pada beberapa industri antara lain:
Saat ini, selain umbi temulawak, sudah sering dijumpai temulawak berupa serbuk dalam bentuk kapsul.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.