Siti Walidah, ingin mengantarkan kaum ibu-ibu tidak hanya cerdas dalam agama. Tapi cerdas berhubungan dengan manusia dan lingkungan sekitar.
Perkembangan Sopo Tresno semakin pesat, kemudian diusulkan menjadi organisasi yang lebih bagus dan berkembang.
Pada 21 April 1917, Sopo Tresno menjadi organisasi bernama Aisyiyah. Penamaan Aisyiah merujuk kepada istri Nabi Muhammad SAW, yakni Aisyiah bin Abu Bakar.
Di mana Aisyiyah sebagai simbol perempuan cerdas, intelek, dan dianggaop cocok mewakili napas perjuangan bagi kaum perempuan dalam bidang pendidikan.
Baca juga: Biografi Samanhudi, Pahlawan dan Pedagang Batik
Aisyiyah memperjuangkan kesetaraan bagi setiap kelompok manusia tanpa pandang kasta atau status sosialnya. Lama kelamaan, pengajian ini menyebar sampai ke pelosok Indonesia.
Dengan Aisyiyah, Siti Walidah berharap semakin banyak kaum perempuan bisa mendapatkan berbagai nilai manfaat.
Aisyiah sebagai bentuk kepedulian Siti Walidah bagi sesama khususnya perempuan. Karena perempuan harus memberikan keteladanan kepada masyarakat.
Keberadaan Aisyiyah semakin mendapatkan tanggapan positif dari masyarakat. Aisyiah pun semakin menyempurnakan amal usaha untuk melayani dan mendidik masyarakat.
Dilansir situs www.aisyiyah.or.id, semasa aktif di ‘Aisyiyah, Siti Walidah dikenal sebagai tokoh perempuan yang memiliki pergaulan luas dan terlibat di ranah publik.
Baca juga: Lahirkan Banyak Pahlawan Nasional, Gowa Jadi Suri Teladan Daerah Lain
Ia pernah diundang dalam sidang Ulama Solo yang bertempat di Serambi Masjid Besar Keraton Surakarta yang notabene pesertanya adalah kaum laki-laki.
Ia juga berpidato dihadapan kongres pada kongres ‘Aisyiyah ke-15 yang berlangsung di Surabaya pada 1926.
Pada kongres tersebut diwartakan di beberapa harian Surabaya seperti Pewarta Surabaya dan Sin Tit Po yang memprovokasi kaum isteri Tionghoa agar berkemajuan seperti yang dipraktekkan warga ‘Aisyiyah.
Siti Walidah meninggal pada 31 Mei 1946 dan dimakamkan di belakang Masjid Gedhe Kauman, Yogyakarta
Nyai Ahmad Dahlan dinyatakan sebagai Pahlawan Nasional Indonesia oleh Presiden Suharto sesuai dengan Surat Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 042/TK/1971.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.