Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Clara Zetkin, Perempuan Di Balik Hari Perempuan Internasional

Kompas.com - 08/03/2020, 16:00 WIB
Serafica Gischa

Penulis

Sumber Britannica

Zetkin kembali menulis mengenai Sosialis Die Gleichheit atau kesetaraan wanita dari 1892 hingga 1917.

Baca juga: Perempuan dalam Angka, Sudahkan Perempuan Setara dengan Laki-laki?

Pada 1907, dirinya mengadakan Kongres Perempuan Sosialis Internasional.

Pada 1920-1933, Zetkin diangkat menjadi pengurus-pengurus komintern. Dirinya juga mengelola newsletter Die Kommunistin.

Tidak berhenti di situ, Zetkin membentuk komite perempuan komunis di berbagai negara dan mempertemukan semuanya pada kongres untuk membahas isu perempuan pekerja dan kesejahteraan sosial bagi ibu-anak.

Zetkin kukuh menyuarakan isu-isu kesetaraan perempuan. Bagi Zetkin ada kebutuhan bagi perempuan untuk mengerti bentuk-bentuk penindasan yang terjadi di ruang privat dan publik.

Usulan Zetkin kemudian dikenang di seluruh dunia. Dalam Konferensi Perempuan Sosialis II di Kopenhagen, ditetapkan 8 Maret sebagai Hari Perempuan Internasional.

Tangga tersebut sekaligus untuk mengenang dan mengambil semangat gerakan protes buruh garmen di New York pada 1857 dan 1908.

Pada usianya 75 tahun, Zetkin terpilih lagi menjadi anggota Parlemen. Di situ, Zetkin mengecam kebijakan Adolf Hitler dan Partai Nazi.

Akibatnya, Zetkin diasingkan di Moskow dan meninggal dunia dalam usia 76 tahun di pengasingan di Arkhangelskoye.

Baca juga: Perbedaan Kemandirian Laki-laki dan Perempuan

Peringatan Hari Perempuan Internasional di Indonesia

Dalam buku Penghancuran Gerakan Perempuan (2010) karya Saskia Eleonora, peringatan Hari Peremuan Internasional di Indonesia selalu dirayakan di tahun 1950 hingga awal 1960-an.

Terutama oleh Gerakan Wanita Sedar (Gerwis) yang berubah menjadi Gerwani. Peringatan Hari Perempuan Internasional 1966 tampaknya menjadi yang terakhir di Indonesia saat itu.

Hal ini karena tidak ada peringatan serupa selama pemerintahan Suharto, yang menggantikan Presiden Sukarno.

Namun, pada Era Reformasi, nama Zetkin kembali muncul meskipun gaungnya tidak sekuat pada masa Orde Lama.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Mengenal 20 Sumber Makanan Protein Nabati

Mengenal 20 Sumber Makanan Protein Nabati

Skola
5 Kekurangan Model Komunikasi Dance

5 Kekurangan Model Komunikasi Dance

Skola
Apa Tujuan Manusia Melestarikan Tumbuhan?

Apa Tujuan Manusia Melestarikan Tumbuhan?

Skola
Apa Itu Kalimat dan Bagaimana Contohnya?

Apa Itu Kalimat dan Bagaimana Contohnya?

Skola
Lembaga Legislatif: Pengertian dan Fungsinya

Lembaga Legislatif: Pengertian dan Fungsinya

Skola
Siapa Itu Parikesit?

Siapa Itu Parikesit?

Skola
Karakter Tokoh Wayang Kumbakarna

Karakter Tokoh Wayang Kumbakarna

Skola
Mengenal Tokoh Rahwana

Mengenal Tokoh Rahwana

Skola
Tokoh Anoman dalam Pewayangan Ramayana

Tokoh Anoman dalam Pewayangan Ramayana

Skola
Mengenal Ukara Lamba Basa Jawa

Mengenal Ukara Lamba Basa Jawa

Skola
Bedane Geguritan Gagrak Lawas lan Gagrak Anyar

Bedane Geguritan Gagrak Lawas lan Gagrak Anyar

Skola
Prinsip dan Macam-macam Tembang Jawa Tengahan

Prinsip dan Macam-macam Tembang Jawa Tengahan

Skola
Pengertian, Ciri-ciri, dan Contoh Tembang Jawa Gedhe

Pengertian, Ciri-ciri, dan Contoh Tembang Jawa Gedhe

Skola
Gaman lan Aji-Ajine Wayang

Gaman lan Aji-Ajine Wayang

Skola
Ratu, Negara, lan Patihe dalam Pewayangan

Ratu, Negara, lan Patihe dalam Pewayangan

Skola
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com