Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 03/03/2020, 18:30 WIB
Ari Welianto

Penulis

KOMPAS.com - Pantun merupakan salah satu jenis sastra lisan yang berbentuk puisi.

Pantun dikenal di berbagai daerah di Indonesia dengan nama yang berbeda-beda.

Bahasa Minang, pantun berasal dari kata patuntun "petuntun". Bahasa Jawa, pantun dikenal nama parikan dan dalam bahasa Sunda dikenal dengan paparikan.

Masyarakat Batak, pantun dikenal dengan sebutan umpama atau ende-ende, dan masyarakat Toraja menyebutnya dengan londe.

Orang Aceh dan Ambon juga mengenal pantun dan menyebutnya dengan panton, sementara orang Bengkulu menyebutnya dengan rejong.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), bentuk puisi Indonesia, tiap bait biasanya terdiri atas empat baris yang bersajak (a-b-a-b).

Tiap lirik biasanya terdiri dari empat kata. Baris pertama dan kedua biasanya untuk tumpuan (sampiran), sedangkan baris ketiga dan keempat merupakan isi.

Baca juga: Tandatangani Nota Kesepahaman, Menteri KKP dan Kapolri Berbalas Pantun

Struktur teks pantun

Dalam KBBI, struktur adalah susunan, bangunan, atau hal yang disusun berbedarkan pola tertentu.

Struktur yang berhubungan dengan organisme karangan adalah rangka organisasi karangan yang isinya memperlihatkan susunan dan hubungan setiap hal yang akan menjadi tema dan pembahasan karangan tersebut.

Struktur pantun, yakni:

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com