Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tritura: Latar Belakang, Isi, dan Dampaknya

Kompas.com - 06/02/2020, 15:30 WIB
Nibras Nada Nailufar

Penulis

Mengenang Arief Rachman Hakim...

Aksi Tritura juga memakan korban. Dikutip dari buku Sejarah Perjuangan TNI Angkatan Darat yang disusun oleh Dinas Sejarah Militer Angkatan Darat, kesatuan aksi pemuda dan mahasiswa saat itu menilai Presiden Soekarno sebagai pemerintah Orde Lama harus ditumbangkan.

Gerakan menentang Orde Lama mencapai puncaknya pada saat pelantikan Kabinet Dwikora pada 24 Februari 1966.

Baca juga: Tiga Kontroversi di Balik Supersemar 11 Maret 1966

Kabinet Dwikora (Kabinet ke-21) dilantik Soekarno dan berisi 100 menteri. Upaya ini dilakukan Soekarno untuk meredam tuntutan rakyat.

Mahasiwa melakukan boikot dengan melakukan aksi kempes ban di jalan menuju Istana Negara, memprotes dan menentang pelantikan kabinet.

Mahasiswa dan pelajar juga menuding Soekarno meremehkan tuntutan rakyat dengan perintah-perintah untuk meningkatkan perjuangan menentang Malaysia dan persiapan pelaksanaan Conference of The New Emerging Forces (CONEFO).

CONEFO merupakan gagasan Presiden Soekarno untuk membentuk suatu kekuatan blok baru yang beranggotakan negara-negara berkembang untuk menyaingi dua kekuatan blok sebelumnya, blok Uni Soviet dan blok Amerika Serikat.

Aksi ini dihadang oleh Pasukan Cakrabirawa, pasukan pengawal Presiden yang bertanggung jawab atas Peristiwa G30S.

Baca juga: Seputar G30S/ PKI (1): Sejarah yang Kita Kenal, Fakta atau Rekayasa?

Penghadangan itu berbuah menjadi bentrok. Mahasiswa tingkat empat Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Arief Rachman Hakim gugur dalam bentrok itu.

Ia tertembak dan menghembuskan nafas terakhirnya di tengah perjalanan menuju RSPAD Gatot Subroto.

Keesokan harinya, 25 Februari 1966, berdasarkan keputusan Pangliman Komando Ganyang Malaysia (Kogam) Presiden Soekarno, KAMI dibubarkan.

Mahasiswa, pelajar, dan rakyat dibuat makin gusar akan pembubaran KAMI. Mereka terus maju dan melawan.

Mahasiswa Bandung mengeluarkan "Ikrar Keadilan dan Kebenaran" yang memprotes pembubaran KAMI.

Perjuangan KAMI dilanjutkan dengan munculnya masa Kesatuan Aksi Pelajar Indonesia (KAPI). Mahasiswa juga membentuk Resimen Arief Rachman Hakim.

Situasi makin memanas. Universitas Indonesia terpaksa menutup operasionalnya pada 3 Maret 1966.

Dampak Tritura

Puncaknya pada 11 Maret 1966. Demonstrasi mahasiswa secara besar-besaran kembali terjadi di depan Istana Negara.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com