Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Chuo Sangi-in: Latar Belakang, Tujuan, Tugas, dan Tokohnya

Kompas.com - 12/01/2020, 14:00 WIB
Nibras Nada Nailufar

Penulis

KOMPAS.com - Ketika menduduki Indonesia, Jepang membuat Badan Pertimbangan Pusat atau Chuo sangi-in.

Fungsinya mirip seperti parlemen atau dewan perwakilan yang mengawasi kerja pemerintah.

Mengapa Jepang membentuk Chuo Sangi-in? Apa saja tujuan dan tugasnya? Berikut penjelasannya seperti dikutip dari Masa Pendudukan Jepang di Indonesia (2019):

Latar belakang dan tujuan

Dengan posisinya yang semakin tersudut di Perang Pasifik pada akhir 1942, Jepang berusaha menarik dukungan negara-negara di Asia Tenggara yang dijajahnya.

Baca juga: PETA, Pasukan Indonesia Bentukan Jepang

Jepang kemudian menjanjikan kemerdekaan kepada Burma (Myanmar) dan Filipina, namun tak menyebut nasib Indonesia.

Langkah Jepang ini diprotes Soekarno dan Hatta. Jepang lalu merespons dengan mewadahi Soekarno, Hatta, dan tokoh nasional lainnya lewat sebuah badan.

Maka pada tanggal 5 September 1943, Saiko Shikkikan (Kumaikici Harada) menerbitkan Osamu Seirei No 36 dan 37 tentang pembentukan Chuo sangi-in (Dewan Pertimbangan Pusat) dan Chuo sangi-kai (Dewan Pertimbangan Keresidenan).

Tugas Chuo sangi-in

Chuo sangi-in bertugas mengajukan usul kepada pemerintah serta menjawab pertanyaan pemerintah mengenai soal-soal politik.

Chuo sangi-in juga berwenang menyarankan tindakan yang perlu dilakukan oleh Pemerintah Militer.

Di zaman penjajahan Hindia Belanda, badan semacam ini sebenarnya juga ada. Namanya Volksraad (Dewan Rakyat). Namun nasibnya sama, tak didengarkan ketika menyangkut urusan rakyat.

Baca juga: Heiho dan PETA, Organisasi Militer Bentukan Jepang

Dikutip dari Kiai Haji Mas Mansur, 1896-1946: Perjuangan dan Pemikiran (2005), Bung Karno berpendapat Chuo sangi-in tidak memiliki kebebasan seperti Volksraad untuk mengkritik pemerintah.

Setiap anggota Chuo Sangi-in memperoleh uang jabatan 3.600 gulden per tahun. Jika bersidang menerima uang saku 15 gulden per hari serta uang penginapan 30 gulden per malam.

Tokoh Chuo sangi-in

Pada sidang Chuo sangi-in pertama tanggal 17 Oktober 1943, Soekarno dilantik sebagai ketua atau Gicho dengan dua orang wakil. Wakilnya yakni RMAA Kusumo Utoyo dan dr. Buntaran Martoatmojo.

Chuo sangi-in beranggotakan 23 orang yang diangkat oleh Saiko Shikikan. Jumlah anggota Chuo sangi-in kemudian ditambah bertahap.

Dikutip dari Api Sejarah 2 (2017), seiring dengan semakin terdesaknya Jepang dalam perang melawan sekutu, pada 7 November 1944 Jepang menambah jumlah anggota Chuo Sangi-in dari 47 wakil menjadi 60 wakil.

Baca juga: Kerja Rodi dan Romusha, Kerja Paksa Zaman Penjajahan

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com