Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bagaimana Petir Terjadi?

Kompas.com - 16/12/2019, 13:00 WIB
Ari Welianto,
Nibras Nada Nailufar

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Saat hujan turun, kita sering melihat kilatan cahaya di langit yang menyilaukan. Biasanya itu disusul dengan suara menggelegar yang keras.

Itu lebih lebih dikenal sebagai petir. Sebenarnya apa itu petir?

Pengertian Petir

Petir adalah gejala alam yang terjadi pada saat hujan turun. Itu terjadi karena terdapat awan muatan positif dan negatif, akibatnya terdapat perbedaan potensial yang besar dan mengakibatkan pembuangan muatan negatif (elektron) dari awan ke bumi.

Dilansir dari Encyclopaedia Britannica (2015), biasanya ada muatan positif besar di bagian atas awan, muatan negatif besar di tengah, dan muatan positif kecil di wilayah bawah. Muatan ini berada pada tetesan air, partikel es, atau keduanya.

Ini juga karena Keadaan udara mengandung kadar air yang tinggi. Sehingga daya isolasi menurun (konduktor), akibatnya arus lebih mudah mengalir.

Baca juga: Mengapa Hujan Deras Selalu Diikuti Awan Mendung dan Petir?

Bahaya Petir

Petir bisa dikenal sebagai bahaya cuaca yang signifikan dan terjadi pada tingkat rata-rata 50 hingga 100 debit per detik di seluruh dunia.

Penangkal petir dan konduktor logam dapat digunakan untuk melindungi struktur dengan mengalihkan arus petir ke dalam tanah semaksimla mungkin.

Saat terjadi petir, orang disarankan tetap berada di dalam ruangan dan jauh dari pintu atau jendela terbuka.

Ini untuk menghindari kontak dengan peralatan listrik yang mungkin terpapar di lingkungan luar. Banyak orang yang menjadi korban tersambar petir, ada yang meninggal atau luka-luka.

Baca juga: Petani Tewas Tersambar Petir, Seberapa Besar Kekuatan Halilintar?

Dilansir dari Kompas.com (6/12/2019), bagaimana mengetahui sifat dan cara penghantaran petir untuk meminimal risiko tersambar.

Jangan berada di tempat terbuka,jangan berada di jarak kurang dari dua meter dari obyek yang tinggi agar tidak tersambar.

Jangan berpikir jika obyek yang bisa menghantarkan petir hanya logam. Petir berbeda dengan listrik di rumah kita. Petir memiliki sumber arus tetap, tapi tegangan berubah-ubah.

Sementara listrik di rumah merupakan sumber tegangan, tegangan tetap dan arus berubah-ubah.

Karena itu, untuk bisa ke bumi, petir bisa lewat kayu dan bambu yang bukan penghantar listrik baik.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Mengapa Peta menjadi Hal Penting Menurut Claudius Ptolomeus?

Mengapa Peta menjadi Hal Penting Menurut Claudius Ptolomeus?

Skola
5 Kekurangan Perseroan Terbatas (PT)

5 Kekurangan Perseroan Terbatas (PT)

Skola
Mengapa Air Termasuk Zat Tunggal?

Mengapa Air Termasuk Zat Tunggal?

Skola
Garam Dapur Termasuk Senyawa Organik atau Anorganik?

Garam Dapur Termasuk Senyawa Organik atau Anorganik?

Skola
Fungsi Batang pada Tumbuhan

Fungsi Batang pada Tumbuhan

Skola
Apa Fungsi Air Ketuban pada Kehamilan?

Apa Fungsi Air Ketuban pada Kehamilan?

Skola
Pengertian, Sifat, dan Contoh dari Bilangan Berpangkat

Pengertian, Sifat, dan Contoh dari Bilangan Berpangkat

Skola
Apa Nama Benda Langit yang Berkelip Pada Malam Hari?

Apa Nama Benda Langit yang Berkelip Pada Malam Hari?

Skola
Mengenal 20 Sumber Makanan Protein Nabati

Mengenal 20 Sumber Makanan Protein Nabati

Skola
5 Kekurangan Model Komunikasi Dance

5 Kekurangan Model Komunikasi Dance

Skola
Apa Tujuan Manusia Melestarikan Tumbuhan?

Apa Tujuan Manusia Melestarikan Tumbuhan?

Skola
Apa Itu Kalimat dan Bagaimana Contohnya?

Apa Itu Kalimat dan Bagaimana Contohnya?

Skola
Lembaga Legislatif: Pengertian dan Fungsinya

Lembaga Legislatif: Pengertian dan Fungsinya

Skola
Siapa Itu Parikesit?

Siapa Itu Parikesit?

Skola
Karakter Tokoh Wayang Kumbakarna

Karakter Tokoh Wayang Kumbakarna

Skola
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com