Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

10 Fakta Primata Bekantan atau Monyet Belanda, Apa Saja?

KOMPAS.com - Belakangan ini, muncul pertanyaan di media sosial mengenai hewan bekantan.

Berikut bunyi pertanyaan tersebut:

Pertanyaan

Bekantan merupakan hewan khas yang berasal dari?

Jawab:

Dikutip dari buku Ensiklopedia Fauna Khas Indonesia (2009) oleh Weni Rahayu, bekantan merupakan kera endemik yang berasal dari Kalimantan Selatan.

Bekantan hidup di pinggiran hutan dekat sungai, hutan rawa gambut, hutan rawa air tawar, hutan bakau, dan kadang-kadang sampai jauh masuk daerah pedalaman.

Agar lebih jelasnya, simak beberapa fakta menarik dari primata bekantan.

Fakta bekantan

Berikut dijelaskan mengenai beberapa poin atau hal mengenai primata bekantan:

Nama lain bekantan

Bekantan memiliki nama ilmiah Nasalis larvatus.

Satwa ini merupakan maskot fauna provinsi Kalimantan Selatan.

Jenis kera ini berhidung panjang dengan rambut berwarna coklat kemerahan. Karena hal tersebut lah bekantan juga dikenal sebagai kera Belanda.

Sebutan lain dari bekantan yakni bekara, raseng, kahau, pika, dan bentangan.

Ciri-ciri tubuh bekantan

Seperti primata lainnya, hampir seluruh bagian tubuh bekantan ditutupi oleh rambut (bulu).

Bulu kepala, leher, punggung, dan bahunya berwarna coklat kekuning-kuningan sampai coklat kemerah-merahan, kadang-kadang coklat tua.

Bagian wajah bekantan berwarna merah kecoklatan dan tidak berbulu, sedangkan wajah bayi bekantan berwarna biru tua.

Bagian dada, perut, dan ekor bekantan berwarna putih abu-abu dan putih kekuning-kuningan.

Bedanya bekantan jantan dan betina

Bekantan jantan dan betina dapat dibedakan pada ukuran hidung. Hidung bekantan jantan lebih panjang dan besar.

Perbedaan lain antara bekantan jantan dan betina adalah pada rambut pipi bagian belakang. Rambut pipi jantan berwarna kemerah-merahan, sedangkan betina berwarna kekuning-kuningan.

Hanya melahirkan 1 ekor anak

Bekantan betina hanya melahirkan satu ekor anak dengan masa kehamilan antara 5-6 bulan.

Setelah berumur 4-5 tahun, bekantan sudah dianggap dewasa. Bekantan dapat bertahan hidup hingga 15 tahun.

Bekantan hewan herbivora

Dilansir dari buku Mamalia, Lebih Dekat dengan Makhluk Menyusui (2014) oleh Syerif Nurhakim Dede Abdurohman, bekantan makan buah-buahan, biji-bijian, serta daun-daunan.

Karena tidak makan daging, dan memakan dedaunan, bekantan termasuk hewan herbivora.

Beberapa bekantan terlihat buncit karena terlalu banyak mengonsumsi dedaunan yang menghasilkan gas.

Hewan langka

Bekantan merupakan spesies primata yang dilindungi undang-undang.

Jumlahnya di alam liar semakin lama semakin menurun. Oleh karena itu, kera bekantan saat ini mulai terancam punah.

Bertubuh besar

Bekantan adalah salah satu spesies kera besar yang berasal dari Asia.

Ukuran bekantan jantan dapat mencapai 75 cm dengan berat mencapai 24 kg.

Sementara kera bekantan betina berukuran 60 cm dengan berat 12 kg.

Hidup berkelompok

Di alam, bekantan hidup dalam kelompok yang cukup besar, dapat mencapai 25 indivisu atau bahkan lebih.

Pada saat mencari makan, kelompok besar terpisah menjadi beberapa kelompok kecil.

Mereka berkumpul kembali saat menjelang petang.

Habitat bekantan

Dikutip dari buku Panduan lapangan primata Indonesia (2000) oleh Jatna Supriatna dan Edy Hendras Wahyono, bekantan hidup pada hutan bakau, hutan rawa, hutan rawa gambut, dan hutan di muara-muara sungai.

Aktivitas harian

Bekantan merupakan satwa arboreal (hidup di pohon), namun kadang-kadang sering ditemui di tanah.

Pergerakan dari dahan ke dahan dilakukan dengan berbagai cara, misalnya dengan melompat, bergantung, atau bergerak dengan keempat anggota tubuhnya.

Selain itu, bekantan juga perenang ulung bila hendak menyebrangi sungai, karena telapak tangan dan kakinya memiliki selaput kulit seperti pada kodok.

Itulah 10 fakta mengenai primata bekantan, dari asalnya, dan bekantan termasuk hewan herbivora.

https://www.kompas.com/skola/read/2023/08/21/153000969/10-fakta-primata-bekantan-atau-monyet-belanda-apa-saja-

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke