Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Teori Sel Matthias Schleiden

KOMPAS.com – Teori sel yang sekarang berkembang berkat penelitian para ilmuan, salah satunya Matthias Schleiden. Apa itu teori sel Matthias Schleiden? Untuk mengetahunya, simaklah penjelasan berikut ini!

Teori sel Matthias Schleiden adalah teori yang dikemukakan oleh seorang ahli botani asal Jerman bernama Matthias Jakom Schleiden dalam buku “Beitrage zur Phytogenesis” yang diterbitkan tahun 1838.

Dilansir dari History of Information, karya Schleiden tersebut menjadi langkah kunci dalam evolusi pencarian unit dasar yang umum pada kerajaan hewan dan tumbuhan.

Dalam karyanya tersebut, Schleiden meneliti tentang struktur tumbuhan menggunakan mikroskop. Schleiden mengamati bahwa tumbuha terdiri dari sel.

Dilansir dari Encyclopedia Britannica, Schleiden mengatakan bahwa tanaman yang lebih rendah semuanya terdiri dari satu sel, sedangkan tanaman yang lebih tinggi terdiri dari banyak sel.

Sederhananya, teori sel Mathhias Schleiden mengemukakan bahwa setiap bentuk makhluk hidup tersusun atas sel.

Dari sinilah muncul gagasan bahwa sel adalah unit dasar pembentuk makhluk hidup.

Dilansir dari National Geographic, Schleiden memercayai bahwa sel diunggulkan oleh nukleus (inti sel) dan tumbuh dari sana.

Pada saat itu, Schleiden menamakan nukleus sebagai sitoblas. Menurutnya, ketika sitoblas mencapai ukuran maksimal, maka akan terbentuk vesikel transparan.

Di mana sel akan tumbuh dari cairan formatif yang mengandung gula, getal, dan lendir atau sitoblastema.

Dilansir dari The Embryo Project Encyclopedia, bagian lendir mengembun menjadi sel darah bulat dan cairan berubah menjadi agar-agar.

Adapun, cairan eksternal kemudian menembus vesikel transparan dan berubah menjadi zat membran. Proses tersebutlah yang membuat sel terbentuk.

https://www.kompas.com/skola/read/2023/07/17/160000269/teori-sel-matthias-schleiden

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke