Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Gunung Yellowstone, Salah Satu Supervolcano di Dunia

KOMPAS.com - Sejarah mencatat, erupsi Gunung Tambora pada 1815 dan Gunung Krakatau pada 1883, sebagai letusan terbesar di dunia.

Tak hanya terbesar, tetapi juga terdahsyat. Ledakannya mampu membuat dunia gelap dalam beberapa waktu, bahkan meluluhlantakkan sejumlah wilayah.

Dalam sejarah, juga tertulis bahwa Yellowstone Mountain di Amerika Serikat, juga menjadi salah satu gunung meletus terbesar di dunia.

Kapan Yellowstone meletus dan mengapa ia dijuluki supervolcano?

Dilansir dari situs Scientific American, Gunung Yellowstone terakhir erupsi pada 640 ribu tahun yang lalu.

Sebelumnya, gunung ini telah meletus dua kali pada 2,1 juta tahun yang lalu, dan 1,2 juta tahun yang lalu.

Yellowstone menjadi salah satu sistem vulkanik terbesar di dunia. Lokasinya berada di atas mantel dan kerak Bumi.

Erupsi Gunung Yellowstone pada 2,1 juta tahun yang lalu, dianggap sebagai salah satu letusan terbesar di dunia.

Ketika hal itu terjadi, diperkirakan ada lebih dari 240 mil kubik (seribu kilometer kubik) material yang dimuntahkan.

Dikutip dari situs Yellowstone National Park, letusan terakhir Yellowstone pada 640 ribu tahun yang lalu telah menghasilkan kaldera raksasa.

Kaldera berukuran 1.500 mil persegi itu, terbentuk akibat runtuhnya daerah di sekitar gunung api tersebut.

Hingga saat ini, dampak positif yang bisa dirasakan dari erupsi Yellowstone ialah tersedianya mata air panas dan geiser di Taman Nasional Yellowstone, Wyoming, Amerika Serikat.

Dalam situs National Geographic, disebutkan bahwa gunung berapi "super", berarti memiliki setidaknya satu ledakan yang melepaskan lebih dari 240 mil kubik material.

Supervolcano berarti ledakan atau erupsi gunung berapi yang mencapai magnitudo delapan pada VEI (Volcanic Explosivity Index).

Terkait hal ini, Yellowstone disebut sebagai salah satu supervolcano di dunia. Karena dua dari tiga letusannya bermagnitudo delapan, yang merupakan peringkat tertinggi pada VEI.

Ketika supervolcano meletus dan mengeluarkan materialnya, hal ini tidak hanya berdampak pada kondisi di sekitar gunung, melainkan juga perubahan iklim global.

Meski begitu, para peneliti menyatakan bahwa supervolcano yang telah meletus di masa lalu, bukan berarti akan meletus lagi dengan skala yang sama besarnya.

Ada kemungkinan, gunung tersebut akan meletus lagi. Namun, skala dan dampaknya tidak akan sebesar yang dahulu.

https://www.kompas.com/skola/read/2023/07/03/070000969/gunung-yellowstone-salah-satu-supervolcano-di-dunia

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke