Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Hasil Utama Pertanian Thailand

KOMPAS.com - Thailand merupakan salah satu negara di Asia Tenggara yang tergabung dalam ASEAN (Association of Southeast Asian Nations).

Iklim negara ini tidak jauh berbeda dengan negara ASEAN lainnya. Iklim tropis dengan suhu dan tingkat kelembapan tinggi, membuat pertanian Thailand berkembang pesat.

Menurut Siti Nuraini dalam buku Tantangan dalam Mengurai Benang Kusut Persuteraan Alam (2019), Thailand adalah negara agraris.

Artinya hampir sebagian besar sektor perekonomian Thailand, bergantung pada kegiatan dan hasil pertanian.

Kira-kira, apa sajakah hasil pertanian Thailand?

Dilansir dari situs Disnakertrans Jawa Timur, hasil utama pertanian Thailand adalah beras. Karena hal ini, negara Thailand dijuluki sebagai Lumbung Padi Asia Tenggara.

Dari total luas wilayah 513.120 kilometer persegi, sekitar 46 persen lahan di negara ini digunakan sebagai lahan pertanian beririgasi maupun non-irigasi.

Sebagai sektor perekonomian utama, bisa dikatakan bahwa sebagian besar penduduk Thailand bekerja sebagai petani atau pengolahan lahan.

Selain beras, hasil pertanian Thailand lainnya ialah jagung, tepung tapioka, karet, kayu, kelapa, kedelai, tembakau, karet, serta tebu.

Walau pada 2004, pendapatan Thailand dari sektor pertanian sempat menurun, hingga kini, pertanian tetap menjadi sektor perekonomian utama negara ini.

Dikutip dari situs Britannica, ekspor utama Thailand di sektor pertanian, yaitu beras.

Selama beberapa dekade, Thailand telah menjadi salah satu pengekspor beras terbesar di dunia. Di bidang perkinanan, udang menjadi komoditas ekspor terbesarnya.

Adapun beberapa daerah penghasil beras komersial utama di Thailand ialah cekungan Chao Phraya dan Dataran Tinggi Khorat.

Meski menghasilkan banyak komoditas pertanian yang bisa diekspor, hasil utama pertanian Thailand adalah beras.

https://www.kompas.com/skola/read/2023/06/21/080000769/hasil-utama-pertanian-thailand

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke