Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Mengenal Tari Baksa Kembang: Fungsi, Makna, Filosofi, dan Properti

Oleh: Yopi Nadia, Guru SDN 106/IX Muaro Sebapo, Muaro Jambi, Provinsi Jambi

KOMPAS.com - Tari Baksa Kembang merupakan tari klasik yang berasal dari Keraton Banjar, Kalimantan Selatan.

Tari Baksa Kembang pada saat itu adalah tari yang ditampilkan untuk menyambut kedatangan tamu dan ditarikan oleh putri-putri Keraton Banjar.

Saat ini, tari Baksa Kembang dipentaskan oleh masyarakat Kalimantan Selatan dalam upacara pernikahan maupun acara-acara keluarga yang lainnya.

Nama kembang pada tari Baksa Kembang diambil dari properti tarinya. Pada awal kemunculannya, tari Baksa Kembang hanya ditampilkan di lingkungan kerajaan dan hanya untuk menyambut tamu kehormatan maupun kerabat kerajaan saja.

Akan tetapi, seiring dengan perkembangan zaman, tari Baksa Kembang mulai ditampilkan di hadapan masyarakat dan menjadi tarian rakyat. 

Fungsi serta makna tari Baksa Kembang

Sebagai salah satu jenis tari klasik Indonesia, makna dari tari Baksa Kembang pun cukup unik. Tari Baksa Kembang, pada mulanya digunakan sebagai tarian penyambutan para tamu terhormat dan berkembang menjadi tarian yang ditampilkan dalam upacara pernikahan maupun festival.

Makna dari tari Baksa Kembang ini sesuai dengan cerita yang melatar belakanginya yaitu kisah dari seorang remaja putri yang memiliki paras sangat cantik dan sedang bermain dengan ceria di sebuah taman bunga.

Tari Baksa Kembang dibawakan oleh penari perempuan dengan gerakan yang lemah lembut, luwes yang menyimbolkan keramahan dari tuan rumah ketika menyambut tamu kehormatan yang datang berkunjung.

Selain makna dalam menyambut tamu dengan ramah, tari Baksa Kembang juga memiliki nilai moral yaitu budaya menghormati tamu yang berkunjung.

Dikarenakan sikap menghormati tamu tersebut adalah sifat yang terpuji. Nilai ini harus dijaga maupun ditanamkan pada kebiasaan masyarakat Indonesia, terutama karena masyarakat Indonesia terkenal karena keramahannya pada pendatang.

Tari Baksa Kembang merupakan tari tradisional yang bisa ditarikan oleh satu orang penari perempuan, maupun secara berkelompok asalkan jumlah penarinya harus ganjil.

Properti tari Baksa Kembang

Beberapa properti yang digunakan dalam tari Baksa Kembang, yakni:

  • Mahkota Gajah Gemuling

Properti tari Baksa Kembang yang pertama ialah sebuah mahkota bernama mahkota gajah gemuling. Sesuai dengan namanya, properti satu ini digunakan dan diletakan pada bagian kepala penari.

Bentuk mahkota gajah gemuling adalah sebuah mahkota yang dihias dengan sepasang kembang bogam serta ornamen halilipan.

Mahkota gajah gemuling ini menjadi properti khas dari tari Baksa Kembang dan berfungsi sebagai hiasan.

  • Kembang Bogam

Properti kedua adalah kembang bogam. Sama seperti pada kembang bogam yang ditaruh pada mahkota, kembang bogam ini adalah rangkaian dari berbagai bunga, seperti bunga melati, bunga mawar, bunga kantil serta bunga kenanga. Kembang bogam akan ditempatkan di kedua pelipis para penari.

  • Halilipan

Halilipan merupakan ornamen bagian dari mahkota dan salah satu ornamen khas bagi masyarakat Banjar. Nama halilipan ini diambil dari salah satu serangga yaitu lipan dikarenakan bentuk anyaman yang menyerupai lipan.

Halilipan ini ditaruh pada bagian sanggul dan melambangkan sifat rendah hati seperti serangga lipan yang selalu merayap ke tempat yang lebih rendah.

  • Roncean bunga

Roncean bunga ini menjadi salah satu properti yang menarik pada tari Baksa Kembang, dikarenakan properti satu ini akan membuat wajah penari terlihat lebih anggun serta cantik.

Untuk mengeluarkan visual cantik dan anggun, maka bunga yang dironce adalah bunga-bunga aromatik seperti bunga kantil, melati maupun kenanga.

  • Sampur atau selendang

Sampur atau selendang adalah salah satu properti yang hampir digunakan pada setiap tari tradisional di Indonesia, tidak terkecuali pada tari Baksa Kembang.

Pada tari Baksa Kembang, penari mengenakan dua buah sampur polos dengan warna cerah dan keduanya dililitkan pada pinggang penari dan ujungnya dibiarkan menjuntai di depan tubuh untuk menari.

  • Kembang goyang

Kembang goyang merupakan properti penari yang dikenakan di atas kepala penari. Kembang goyang adalah replika tangkai bunga yang telah dicat dengan warna emas, kemudian digunakan sebagai hiasan mahkota pancar matahari.

  • Gelang

Gelang yang dikenakan oleh para penari Baksa Kembang biasanya berwarna kuning emas dan diberikan motif tumbuhan yang cantik.

Gelang tersebut dikenakan pada tangan kanan dan kiri penari sebagai perhiasan untuk menyempurnakan kostum tari Baksa Kembang, sehingga para penari akan terlihat lebih cantik dan elok.

  • Anting Barumbai

Properti kedelapan adalah anting barumbai yang dikenakan pada telinga kanan dan kiri penari. Anting barumbai adalah anting yang terbuat dari emas murni maupun logam mulia lainnya dan dihiasi dengan tambahan permata.

  • Mahkota Pancar Matahari

Selain mahkota gajah gemuling, penari Baksa Kembang juga mengenakan mahkota pancar matahari. Jadi, penari mengenakan dua buah mahkota yang berfungsi sebagai hiasan kepala.

Perbedaannya, mahkota gajah gemuling dikenakan pada bagian depan kepala penari, sementara mahkota pancar matahari dikenakan di bagian atas kepala penari dan memiliki ukuran yang cenderung lebih besar dibandingkan mahkota gajah gemuling.

  • Gelang kaki giring-giring

Gelang kaki giring-giring adalah properti yang dikenakan pada kaki kanan dan kaki kiri penari. Gelang kaki ini dihias dengan kerincing yang akan berbunyi ketika penari menggerakkan kakinya, karena hal tersebutlah maka gelang ini disebut dengan nama giring-giring.

  • Kida-kida

Kida-kida adalah kain yang dipasangkan pada penari dan bertujuan untuk menutupi bagian bahu, punggung atas serta dada para penari Baksa Kembang. Ketika dikenakan, kida-kida akan terlihat membentuk pola setengah lingkaran.

Kida-kida akan dihias dengan menggunakan manik-manik yang telah dijahit, sehingga membentuk motif tertentu, hiasan emas dan hiasan rumbai yang dipasang pada sepanjang sisi bagian depannya.

  • Kelat bahu

Properti berikutnya merupakan properti yang biasanya digunakan oleh para penari tradisional Jawa Tengah, tetapi pada tari Baksa Kembang, kelat bahu yang digunakan berfungsi sebagai pelengkap kostum.

Kilat bahu akan dikenakan pada kedua lengan atas penari dan biasanya properti satu ini terbuat dari logam yang telah dicat dengan warna emas maupun warna perak dan ditambah dengan hiasan manik-manik yang berbentuk seperti batu pertama imitasi.

  • Baju kudak

Baju kudak merupakan kostum dan baju khas untuk penari Baksa Kembang yang bentuknya seperti baju kemben Jawa, tetapi baju kudak terbuat dari bahan kain yang berbeda dengan kemben Jawa.

  • Tapih air guci

Tapih air guci adalah properti dari tari Baksa Kembang yang berupa lembaran kain beludru dengan ukuran 2 x 1,5 meter. Biasanya properti tapih air guci ini lebih sering digunakan sebagai dekorasi untuk background pelaminan dalam upacara pernikahan adat masyarakat Banjar.

  • Ikat pinggang

Properti terakhir yang digunakan oleh penari Baksa Kembang adalah ikat pinggang yang terbuat dari bahan logam dengan warna perak maupun emas dengan tambahan hiasan batu permata imitasi ataupun replikasi dengan bentuk ataupun pola tertentu.

Ikat pinggang tersebut memiliki fungsi ganda, yaitu untuk mengencangkan pakaian atau baju kudak yang dikenakan oleh penari dan berfungsi sebagai tempat untuk melilitkan kedua sampur.

Suka baca tulisan-tulisan seperti ini? Bantu kami meningkatkan kualitas dengan mengisi survei Manfaat Kolom Skola

https://www.kompas.com/skola/read/2023/03/11/200000369/mengenal-tari-baksa-kembang--fungsi-makna-filosofi-dan-properti

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke