Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Sejarah Pemberontakan Republik Maluku Selatan (RMS)

Oleh: Rina Kastori, Guru SMPN 7 Muaro Jambi, Provinsi Jambi

 

KOMPAS.com - Pemberontakan Republik Maluku Selatan (RMS) dipimpin oleh Christian Robert Steven Soumokil yang menolak pembentukan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Mereka ingin merdeka dan melepaskan diri dari wilayah Indonesia, karena menganggap Maluku kuat secara ekonomi, politik, dan geografis untuk berdiri sendiri.

Penyebab utama munculnya Gerakan Republik Maluku Selatan (RMS) adalah pemerataan jatah pembangunan daerah yang dirasakan sangat kecil, dan tidak sebanding dengan Jawa.

Pemberontakan ini kemudian dapat diatasi melalui ekspedisi militer yang dipimpin Kolonel A.E. Kawilarang, Panglima Tentara dan Teritorium Indonesia Timur.

Sebelum RMS diproklamasikan, propaganda untuk memisahkan wilayah Maluku dari Indonesia, telah dilakukan oleh Gubernur Sembilan Serangkai.

Hal utama yang melatarbelakangi pemberontakan ini ialah keinginan untuk mempertahankan NIT (Negara Indonesia Timur) sebagai negara federasi.

Adapun tujuan utama Christian Robert Steven Soumokil adalah memisahkan Maluku Selatan (Ambon, Buru, dan Seram) dari NKRI.

Ia melancarkan berbagai propaganda untuk menambah pengikut, termasuk beberapa daerah di Maluku Tengah.

Menjelang proklamasi RMS, Soumokil berhasil mengumpulkan pasukan dari masyarakat yang di wilayah Maluku Tengah.

Ancaman juga berlaku bagi penduduk yang mendukung NKRI. Mereka akan dimasukkan ke penjara karena dukungannya tersebut.

Pada 25 April 1950, proklamasi RMS didengungkan, dan beberapa jajaran pemerintahan seperti presiden dan para menteri telah dipilih.

Susunan pemerintahan RMS meliputi:

Kemudian pada 27 April 1950, Dr. J. P. Nikijuluw ditunjuk sebagai Wakil Presiden RMS untuk daerah luar negeri, dan berkedudukan di Den Haag, Belanda.

Posisi presiden pada akhirnya diduduki oleh Soumokil pada 3 Mei 1950, dan pada 9 Mei dibentuklah Angkatan Perang RMS (APRMS) dengan Sersan Mayor KNIL D.J Samson sebagai panglima tertinggi.

Penumpasan Pemberontakan Republik Maluku Selatan (RMS)

Menanggapi hal ini, Pemerintah mengutus Dr. J. Leimena untuk menyampaikan permintaan berdamai kepada RMS, agar tetap bergabung dengan NKRI.

Namun, hal tersebut ditolak sehingga membuat NKRI terpaksa mengerahkan kekuatan militer. Pertempuran antarkedua belah pihak pun pecah.

Pasukan APRIS (Angkatan Perang Republik Indonesia Serikat) mampu menekan pasukan RMS dengan menduduki Ambon pada November 1950.

Sayangnya, ketika hendak merebut Benteng Nieuw Victoria dari tangan RMS, Letnan Kolonel Slamet Riyadi gugur.

Perjuangan pasukan ini masih berlanjut di Pulau Seram sampai 1962.

Akhirnya pada 12 Desember 1963, Soumokil ditangkap dan dihadapkan pada Mahkamah Militer Luar Biasa di Jakarta, untuk dijatuhi hukuman mati.

Suka baca tulisan-tulisan seperti ini? Bantu kami meningkatkan kualitas dengan mengisi survei Manfaat Kolom Skola

https://www.kompas.com/skola/read/2022/11/23/120000169/sejarah-pemberontakan-republik-maluku-selatan-rms-

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke