2 Jenis Teks Cerita Sejarah: Fiksi dan Non-fiksi

KOMPAS.com - Teks cerita sejarah memuat penjelasan kronologis mengenai peristiwa yang terjadi di masa lampau.

Penyajian teks ini harus dilakukan secara urut sesuai kejadian. Supaya susunan peristiwanya rapi dan mudah dipahami pembaca.

Dikutip dari buku Teks dalam Kajian Struktur dan Kebahasaan (2018) oleh Taufiqur Rahman, teks cerita sejarah adalah teks yang di dalamnya berisi penjelasan sejarah.

Lebih tepatnya, penjelasan itu memuat asal-usul suatu hal, seperti peristiwa atau kejadian, yang memiliki nilai sejarah.

Contoh teks cerita sejarah, yakni sejarah berdirinya Indonesia, sejarah terbentuknya Danau Toba, dan sejarah runtuhnya Kerajaan Majapahit.

Ada dua jenis teks cerita sejarah, yakni teks cerita sejarah fiksi dan nonfiksi.

Teks cerita sejarah fiksi

Dilansir dari buku Apresiasi Prosa Fiksi: Teori, Metode, dan Penerapannya (2019) oleh Satinem, fiksi berarti cerita rekaan yang memiliki daya khayal atau imajinasi.

Teks cerita sejarah fiksi dihasilkan dari buah imajinasi penulisnya. Meski begitu, sumber utama penulisannya tetap mengacu pada sejarah.

Bisa jadi tokoh dalam cerita ini disesuaikan dengan peristiwa aslinya, namun bisa pula mengambil atau membentuk tokoh baru.

Penyusunan teks cerita fiksi ditujukan untuk menghibur pembacanya.

Teks cerita sejarah non-fiksi

Menurut Artha Vero Mitha Napitu, dkk dalam buku Mengenai "Non-fiksi" (2020), non-fiksi berarti tulisannya tidak bersifat fiktif.

Dengan demikian, penyusunan teks non-fiksi tidak didasarkan pada imajinasi atau khayalan pengarangnya.

Teks cerita sejarah non-fiksi berarti pembuatan teksnya disusun berdasarkan hal yang memang terjadi di lapangan.

Penulis tidak memasukkan opini bahkan imajinasinya untuk membentuk teks cerita sejarah. Oleh sebab itu, teks ini benar-benar menggambarkan peristiwa yang terjadi di masa lampau.

Berbeda dengan teks cerita fiksi, jenis teks cerita sejarah ini bertujuan memberi dan menambah pengetahuan pembacanya.