Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Mengapa Tanaman Bisa Stres?

KOMPAS.com- Tiap tanaman memiliki cara adaptasi yang berbeda. Ada yang tahan terhadap cahaya, air, maupun suhu berlebih, namun ada pula yang tidak.

Apa jadinya jika suatu tanaman ada dalam kondisi lingkungan yang tak sesuai?

Dikutip dari buku Campbell Biology (2008) karangan Reece dkk, tanaman yang tidak dapat mentoleransi tekanan lingkungan akan mengalami stres bahkan mati.

Berikut beberapa alasan mengapa tanaman bisa stres:

Seperti yang kita tahu, cahaya matahari merupakan salah satu faktor penting dalam fotosintesis.

Namun, menurut William G. Hopkins dan Norman P.A. Huner dalam buku Plant Physiology (2008), ternyata terlalu banyak cahaya juga dapat menghambat fotosintesis.

Paparan sinar berlebih akan mengakibatkan kekeringan. Sehingga tanaman layu karena kehilangan banyak air.

Respons tumbuhan terhadap defisit air akan membuatnya menghemat air serta mengurangi laju transpirasi.

Contohnya daun rerumputan yang layu akan menggulung dan menunjukkan daun ke udara yang kering, guna mengurangi transpirasi. Selain itu, beberapa tanaman tertentu akan menggugurkan daunnya sebagai respons terhadap kekeringan.

Air yang berlebih atau kurang, bisa menjadi penyebab stres pada tanaman.

Kelebihan air akan membuat pasokan oksigen ke akar menjadi berkurang. Contohnya tanaman hias yang kelebihan air, bisa mati karena kurangnya ruang udara untuk respirasi seluler di akar.

Ketika tumbuhan kekurangan oksigen, ini akan merangsang produksi etilen yang menyebabkan beberapa sel di bagian korteks akar mati.

Umumnya tanaman akan merespons defisit air dengan menutup stomata. Ini dapat membantu memotong akses kloroplas ke pasokan karbon dioksida di atmosfer, sehingga kondisi air bisa memengaruhi laju fotosintesis.

Tanaman yang biasa berada di habitat hangat akan kesulitan beradaptasi di suhu rendah, terlebih lagi yang sensitif terhadap udara dingin.

Misalnya jagung (Zea mays), tomat (Lycopersicon esculentum), mentimun (Cucurbita sp.), kedelai (Glycine max), kapas (Gossypium hirsutum), dan pisang (Musa sp.) yang sangat rentan dan akan menunjukkan tanda kerusakan jika terkena suhu di bawah 10º sampai 15º Celcius.

Beberapa gejala yang menunjukkan adanya disfungsi metabolik pada jaringan sensitif terhadap udara dingin, di antaranya:

Respons tumbuhan terhadap udara dingin ialah mengubah komposisi membran lipid. Contohnya membran ini akan meningkatkan proporsi asam lemak tak jenuh, guna membantu menjaga membran lebih cair ketika suhu rendah.

Ada dua alasan mengapa natrium klorida menjadi penyebab tanaman stres.

Pertama, kandungan ini dapat menurunkan potensi larutan air dalam tanah. Garam dapat menyebabkan defisit air pada tumbuhan, meski tanahnya sangat kaya akan air.

Kedua, natrium beserta ion tertentu lainnya bisa menjadi zat beracun bagi tanaman, terutama ketika konsentrasinya terlalu tinggi. Sebab, sebagian besar tanaman tidak dapat tahan lama dalam kondisi tekanan garam.

Respons tanaman terhadap kelebihan garam ialah memproduksi zat terlarut atau senyawa organik yang dapat ditoleransi dengan baik pada tingkat konsentrasi garam yang tinggi.

Senyawa organik tersebut membantu menjaga potensi air sel, supaya lebih netral dibanding larutan tanah serta menghindari jumlah garam beracun.

Meski begitu, mayoritas tanaman umumnya tak bisa bertahan lama terhadap tekanan garam berlebih.

https://www.kompas.com/skola/read/2022/05/07/120000269/mengapa-tanaman-bisa-stres-

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke