Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Teori Asam Basa Arrhenius dan Keterbatasannya

KOMPAS.com – Ada beberapa teori yang menjelaskan tentang asam dan basa, salah satu adalah teori asam basa Arrhenius. Bagaimana teori asam basa Arrhenius dan apa yang dimaksud dengan asam basa menurut Arrhenius serta contohnya? 

Untuk menjawab pertanyaan tersebut, simaklah penjelasan teori asam basa Arrhenius di bawah ini!

Teori asam basa Arrhenius adalah teori asam basa pertama yang dikemukakan pada tahun 1884. Teori tersebut dikemukakan oleh seorang ilmuan asal Swedia bernama Svante Arrhenius, yang kala itu baru berusia 25 tahun. 

Dilansir dari Khan Academy, Arrhenius menyarankan untuk mengklasifikasikan senyawa sebagai asam dan basa berdasarkan jenis ion yang terbentuk ketika senyawa tersebut ditambahkan air. 

Ketika ditambahkan air dan menjadi larutan berair, zat akan menunjukkan sifatnya yang asam atau basa. Arrhenius menggunakan air (H2O), karena dinilai merupakan senyawa yang netral. 

Menurut Arrhenius H2O bersifat netral karena memiliki ion hidrogen (H+) dan ion hidroksida (OH-) dalam jumlah yang sama. Sehingga, muatan-muatan ion saling meniadakan dan membentuk larutan yang netral. 

Definisi asam basa Arrhenius

Menurut Arrhenius asam adalah senyawa yang meningkatkan konstentrasi H+ dalam larutan berair. Artinya, asam Arrhenius adalah senyawa yang menghasilkan ion hidrogen (H+). 

Ketika suatu zat dilarutkan dalam air. Jika zat tersebut menghasilkan ion H+, berarti zat tersebut adalah asam. 

Contoh asam arrhenius adalah asam klorida (HCl), asam sulfat (H2SO4), asam nitrat (HNO3), dan semua senyawa yang menghasilkan ion hidrogen dalam air. 

Adapun, menurut Arrhenius basa adalah senyawa yang meningkatkan konsentrasi OH- dalam larutan berair. Artinya, basa adalah zat yang jika dilarutkan dalam air menghasilkan ion hidroksida OH-. 

Ketika suatu zat dilarutkan dalam air. Jika zat tersebut menghasilkan ion OH-, berarti zat tersebut adalah basa. 

Contoh basa Arrhenius adalah natrium hidroksida (NaOH), kalium hidroksida (KOH), dan semua senyawa yang menghasilkan ion (OH-) dalam air. 

Keterbatasan teori asam basa Arrhenius

Sebagai teori klasifikasi asam basa yang pertama, Arrhenius memiliki beberapa kelemahan dalam teorinya. 

Hanya berlaku pada larutan berair

Dilansir dari Chemistry LibreTexts, definisi asam basa Arrhenius hanya dapat menggambarkan asam dan basa dalam larutan berair. Artinya, suatu zat baru dapat diketahui bersifat asam atau basa jika dilarutkan dalam air. 

Sehingga, identifikasi asam basa bergantung pada larutan zat bukan pada zat individunya sendiri. Artinya, teori asam basa Arrhenius hanya dapat mengklasifikasikan asam dan basa dalam bentuk cair dan tidak dalam bentuk gas atau padatan. 

Tidak bisa menjelaskan perbedaan jenis pelarut

Kelemahan teori asam basa Arrhenius selanjutnya adalah tidak bisa menjelaskan pengaruh perbedaan jenis pelarut pada zat asam, maupun basa. 

Misalnya, asam klorida (HCl) yang berperilaku sebagai asam kuat dalam air. Namun, berperilaku sebagai asam lemah dalam benzena.

Tidak berlaku pada senyawa yang tidak memiliki ion hidroksida dan hidrogen

Teori asam basa Arrhenius tidak dapat mengklasifikasikan senyawa yang tidak memiliki ion hidroksida (OH-) dan ion hidrogen (H+). 

Misalnya, tidak bisa mengidentifikasi senyawa asam yang tidak memiliki ion hidrogen seperti SO2, SO3, CO3, AlCl3, dan CuSo4. 

Teori asam basa Arrhenius juga tidak bisa mengidentifikasi senyawa basa yang tidak memiliki ion hidroksida seperti CaO, MgO, NH3, dan Na2CO3. 

https://www.kompas.com/skola/read/2022/03/21/142605769/teori-asam-basa-arrhenius-dan-keterbatasannya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke