Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Rumah Baileo, Rumah Adat Maluku

Rumah Baileo adalah rumah panggung yang berbentuk persegi dengan ketinggian satu hingga dua meter. Di mana kerangka pada rumah adat tersebut terbuat dari kayu.

Pada dinding terbuat dari tangkai rumbia yang disebut gaba-gaba. Pada bagian atapnya terbuat dari rumbia yang dibuat tinggi dan besar.

Untuk bagian depan rumah adat tersebut terdapat beranda atau teras.

Dikutip dari buku Mengenal Rancang Bangun Rumah Adat di Indonesia (2017) karya Faris Al Faisal, rumah Baileo berbentuk panggung.

Tegaknya bangunan rumah Baileo ditopang oleh tiang-tiang kayu pendek yang berjajar ditanam ke dalam tanah.

Tiang yang umumnya dibuat dari kayu kelapa ini hanya menopang lantai rumah.

Pada atap ditopang oleh tiang sambungan yang ukurannya lebih kecil. Lantai rumah berukuran cukup luas, di mana dibuat dari susunan papan yang ditumpangkan pada kerangka atap.

Papan-papan yang menjadi lantai disusun tanpa menggunakan paku. Kendati demikian, ketika diinjak lantai rumah tidak menghasilkan bunyi sama sekali.

Hal itu terjadi karena papan lantai telah dikuatkan dengan teknik kunci pada kerangka lantai sehingga tidak akan berderit.

Rumah Baileo tidak berdinding. Hal itu dilakukan merujuk kepada kepercayaan masyarakat setempat yang meyakini bahwa dengan tidak adanya jendela rumah adat Baileo, maka roh-roh nenek moyang bebas untuk masuk atau keluar rumah Baileo

Rumah Baileo yang tidak berdinding akan terasa sejuk pada saat digunakan bermusyawarah.

Fungsi rumah Baileo

Dikutip dari buku Rumah Adat Nusantara (2018), bangunan Baileo merupakan satu-satunya bangunan peninggalan yang menggambarkan kebudayaan siwa-lima.

Untuk dapat mengetahui bahwa itu rumah Baileo, bisa dilihat bagian depan pintu tepat dimuka pintu rumah yang terdapat batu yang dinamakan batu pamali. Batu pamali adalah tempat iuntuk menyimpan sesaji.

Secara prinsip, rumah adat Baileo dibuat lebih tinggi agar penduduk setempat dapat melihat bahwa proses musyawarah dilakukan dari luar ke dalam dan dari bawah ke atas.

Kondisi rumah adat Baileo yang tidak memiliki sekat luar memudahkan binatang liar untuk memasuki dan merusak bagian dalam rumah adat.

Sehingga dibuat lebih tinggi agar dapat terhindar dari binatang yang akan masuk.

Selain menyakini kepercayaan, dapat dirasakan dan melihat dari luar rumah Baileo pada saat masyarakat bermusyawarah.

Lantai balai yang tinggi memiliki arti agar roh-roh nenek moyang memiliki tempat dan derajat yang tinggi dari tempat berdiri masyarakat.

Dilansir dari situs Indonesia.go.id, Baileo merupakan rumah adat utama yang menjadi tempat berkumpulnya seluruh warga desa.

Pada masa lalu, rumah Baileo biasa dijadikan sebagai rumah raja atau kepala desa dan juga tempat beribadah.

Warga suku Baileo biasa mengadakan pertemuan terkait kehidupan mereka atau bahkan pembicaraan mengenai strategi perang melawan musuh-musuh mereka.

Namun, dalam kehidupan modern saat ini fungsi dan keberadaan rumah Baileo lebih dimanfaatkan seperti fungsi balai desa.

Ruangan rumah Baileo

Rumah Baileo merupakan rumah istimewa jika dibandingkan rumah lainnya. Untuk masuk ke dalam rumah Baileo, diwajibkan menaiki sebuah tangga berukuran sekitar 1,5 mater.

Prosesi tersebut untuk membawa memasuki ruang utama Baileo yang merupakan tempat berkumpulnya seluruh warga desa.

Disisi kanan dan kirinya terdapat tempat duduk yang sangat panjang. Tempat duduk tersebut terdapat di sekeliling bagian dalam bangunan dan dapat digunakan untuk berbagai hal seperti duduk, rapat, bahkan makan besar secara bersama-sama.

Di salah satu sudut rumah Baileo terdapat satu ruangan yang biasa dijadikan ruangan privasi berupa kamar tidur.

Uniknya kamar tidur tersebut tidak sekedar difungsikan sebagai tempat istirahat, tapi juga digunakan untuk memasak dan kegiatan rumah tangga lainnya.

Secara umum ruma Baileo hanya terdiri dari dua bagian. Satu bagian yang terbuka dan bersifat sosial serta bagian lainnya lebih tertutup untuk segala macam kegiatan yang bersifat privasi untuk keluarga.

Di rumah Baileo disuguhkan banyak ukiran bergambar dua ekor ayam berhadapan dan diapit dua ekor anjing di sebelah kiri dan kanan.

Posisi ukiran berada diambang pintu. Ukiran tersebut mempunyai lambang tentang kedamaian dan kemakmuran.

Kepercayaan tersebut disebabkan adanya roh leluhur yang menjaga penduduk Maluku.

Rasa yang sangat sakral juga bisa dilihat dari ukiran lainnya, bulan, bintang, dan matahari yang berada di atap dengan warna merah, kuning, dan hitam.

Ukiran tersebut melambangkan kesiapan balai adat dalam menjaga keutuhan adat beserta hukum adatnya.

https://www.kompas.com/skola/read/2021/01/26/171500669/rumah-baileo-rumah-adat-maluku

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke