Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Sejarah SEA Games dan Tujuannya

KOMPAS.com - SEA Games adalah singkatan dari South East Asian Games.

SEA Games adalah ajang olahraga bagi atlet-atlet negara-negara di kawasan Asia Tenggara.

Tujuannya, SEA Games menjadi acara olahraga regional akan membantu meningkatkan kerjasama, pemahaman dan hubungan antarnegara di kawasan Asia Tenggara.

SEA Games diadakan secara rutin tiap dua tahun sekali. Periode pelaksanaan SEA Games selama 12 hari, termasuk upacara pembukaan dan penutupan.

SEA Games diselenggarakan oleh Southeast Asian Games Federation (SEAGF) di bawah pengawasan Komite Olimpiade Internasional atau International Olympic Comittee (IOC) dan Dewan Olimpiade Asia atau Olympic Council of Asia (OCA).

Komite Olimpiade Internasional atau International Olympic Comittee (IOC) adalah organisasi internasional independen nirlaba yang berkomitmen membangun dunia yang lebih baik melalui olahraga.

Dilansir dari olympic.org, IOC dibentuk pada 23 Juni 1894 oleh Pierre de Coubertin, tepat dua tahun sebelum olimpiade pertama era modern yang diadakan pada April 1896.

IOC adalah otoritas atau pemegang wewenang tertinggi Gerakan Olimpiade (Olympic Movement).

Anggota IOC adalah orang perseorangan yaitu perwakilan IOC di negara mereka masing-masing dan bukan delegasi dari negara-negara.

Sedangkan Olympic Council of Asia (OCA) adalah badan olahraga puncak yang mengendalikan semua olahraga di Asia. OCA dibentuk pada 1982 dengan kantor pusat permanen di Kuwait.

Tujuan utama OCA adalah untuk mengembangkan olahraga, budaya dan pendidikan pemuda Asia serta untuk mempromosikan rasa hormat internasional, persahabatan, niat baik dan perdamaian melalui olahraga.

Sejarah SEA Games

Asal mula penyelenggaraan SEA Games tidak lepas dari peran Laung Sukhumnaipradit atau Laung Sukhum Nayapradit, seorang Wakil Presiden Komite Olimpiade Thailand.

Ia melontarkan gagasan tentang acara olahraga dengan skala yang lebih kecil, terdiri dari negara-negara semenanjung Asia Tenggara. Ide ini muncul saat Asian Games Ketiga yang diadakan di Tokyo, Jepang pada 1958.

Kemudian ia mengadakan pertemuan pada 22 Mei 1958 di Thailand dengan perwakilan dari Burma (Myanmar), Laos, dan Malaysia.

Gagasan tersebut berlandaskan alasan logis bahwa negara-negara di kawasan semenanjung Asia Tenggara memiliki banyak kesamaan.

Kesamaan tersebut antara lain populasi yang sederhana dan landasan ekonomi yang sebanding.

Negara-negara tersebut berpartisipasi dalam jenis olahraga yang sama dan meraih standar pencapaian yang hampir sama.

Acara tersebut akan berfungsi sebagai batu loncatan bagi para atlet Asia Tenggara untuk meningkatkan standar mereka.

Dengan tujuan, para atlet menjadi lebih kompetitif ketika bersaing dengan para atlet di arena yang lebih besar di Olimpiade di level Asia dan Olympic Games.

Pertemuan tersebut menghasilkan pembentukan Southeast Asian Peninsular (SEAP) Games Federation pada Juni 1959.

Ada enam negara pendiri SEAP yaitu Thailand, Burma, Kamboja, Laos, Malaysia dan Vietnam.

Oleh sebab itu, logo SEAP Games adalah enam cincin bertautan yang melambangkan enam negara pendirinya.

Presiden pertama Federasi tersebut adalah Jenderal Prabhas Charusatiara dari Thailand. Luang Mayapradit terpilih sebagai Wakil Presiden. Dan Kalya Israsena menjadi Sekretaris Kehormatan.

Anggota perintis lainnya dalam komite tersebut yaitu U Paing dari Burma, Sisowath Essaro dari Kamboja, Nakkhla Souvannong dari Laos, Thong Poh Nyen dari Malaysia dan Nguyen Phuoc Vong dari Vietnam.

Atas upayanya yang membuahkan hasil, Thailand mendapatkan kehormatan sebagai tuan rumah penyelenggaraan SEAP Games yang perdana pada 1959.

SEAP Games pertama secara resmi dinyatakan dibuka oleh Yang Mulia Raja Bhumibol Adulyadej dari Thailand di Stadion Nasional Bangkok.

Saat itu sebanyak 800 atlet dan perwakilan resmi yang berpartisipasi dalam 12 cabang olahraga.

Kedua belas cabang olah raga tersebut meliputi atletik, badminton, basket, tinju, sepeda, sepakbola, tenis, tembak, renang, tenis meja, bola voli dan angkat beban.

Federasi memutuskan ke depan yang menjadi tuan rumah SEAP Games dipercayakan pada anggota organisasi secara bergiliran sesuai urutan abjad.

Dengan demikian, Burma menjadi tuan rumah untuk SEAP Games II. Presiden Win Maung dari Burma meresmikan ajang di Rangoon pada 1961.

Kamboja tidak ambil bagian pada kompetisi perdana tetapi ikut serta dalam pertandiangan kedua.

Pada pertandingan kedua tersebut para anggota SEAP Games sejumlah tujuh negara berpartisipasi penuh. Lebih dari 800 atlet dan perwakilan resmi ambil bagian.

Pada 1963, terjadi kendala dalam perencanaan SEAP Games III saat Kamboja ditunjuk sebagai tuan rumah.

Karena terjadi gangguan di negara tersebut dan terjadi ketidaksepakatan dengan International Amateur Athletic Federation.

Kemudian penyelenggaraan SEAP Games III dialihkan ke Laos, yang ternyata meminta menjadi tuan rumah pada 1965.

Akhirnya, SEAP Games 1963 tidak diadakan.

Pada 1965 Laos juga terkendala dalam penyelenggaraan SEAP Games.

Malaysia mengambil alih penyelenggaraan SEAP Games ketiga tersebut. Sebanyak 1.300 atlet dan perwakilan resmi berpartisipasi di gelaran yang diadakan di Kuala Lumpur.

Saat itu, SEAP Games Federation telah mendapatkan anggota baru yaitu Singapura yang baru saja merdeka.

Ketidakmampuan Kamboja, Laos dan Vietnam dalam menjalankan tugas sebagai tuan rumah Olimpiade SEAP GAmes menimbulkan kekhawatiran di negara-negara anggota.

Pada 1967, Kamboja kembali menolak menjadi tuan rumah. Thailand mengambil alih dan sekitar 1.200 peserta berkumpul di Bangkok.

Tuan rumah yang dijadwalkan berikutnya adalah Vietnam, tetapi kembali menolak sebab terjadi masalah di negaranya.

Kemudian, SEAP Games V diadakan di Rangoon Burma 1969.

Pada momentum tersebut, Singapura sebagai anggota termuda, mengusulkan untuk mengubah nama SEAP Games menjadi SEA (South East Asia) Games.

Singapura memikirkan kemungkinan bantuan dari Indonesia dan Filipina untuk menghidupkan ajang olahraga tersebut.

Apalagi kedua negara itu dinilai lebih maju soal urusan olahraga internasional daripada anggota asli SEAP Games Federation.

Thailand tidak langsung menyetujui dan berpegang pada pendapat bahwa SEAP Games haruslah dalam skala kecil.

Bila keluar dari semenanjung akan mengaburkan tujuan asli Olimpiade.

Pada 1971, saat SEAP Games Vi diadakan di Kuala Lumpur, Malaysia mendukung Singapura untuk mengajukan proposal perubahan nama tapi tidak berhasil.

Kompetisi berlanjut dalam kerangka asli, tetapi hanya Thailand, Burma, Malaysia dan Singapura yang menunjukkan keseriusan dalam berlomba.

Kamboja, Laos dan Vietnam mengirimkan peserta yang ternyata sebagaian besar adalah tentara dengan sedikit atau bahkan tanpa pelatihan dalam ajang yang diikuti.

Keempat negara aktif yang telah memikul beband menjadi tuan rumah Olimpiade semakin terkuras ketika Burma tidak berminat membantu setelah menjadi tuan rumah Olimpiade pada 1969 akibat ekonominya memburuk.

Singapura menjadi tuan rumah SEAP Games VII untuk pertama kalinya pada 1973. Dengan peserta dari ketujuh negara anggota hadir di Stadion Nasional yang baru dan modern.

Namun, saat Bangkok menjadi tuan rumah SEAP Games VII pada 1975, hanya empat negara anggota yang muncul.

Sebab, masalah politik di Kamboja, Vietnam, dan Laos menghalangi partisipasi mereka dalam ajang tersebut dan tidak yakin dapat ambil bagian ke depannya.

Semangat SEAP Games menghadapi kendala berupa masalah politik di sejumlah negara anggota dan beban biaya semakin meningkat bagi negara tuan rumah.

Malaysia pun menyarankan memperluas Federasi dengan memasukkan negara-negara lain di kawasan Asia Tenggara.

Malaysia menawarkan untuk kembali menyelenggarakan Olimpiade dengan syarat Brunei Darussalam, Indonesia dan Filipina diundang untuk ambil bagian.

Dengan ditemukannya solusi tersebut, pada 5 Februari 1977, ketiga negara anggota baru tersebut secara resmi diterima di Federasi. Dalam kesempatan itu, hadir Ferry Sonneville dari Indonesia dan Kolonel Nereo Andolong dari Filipina.

SEAP Games menjadi SEA Games

Dengan bergabungnya anggota baru kata Semenanjung (Peninsula) pada nama federasi dan nama acara dihilangkan.

Ajang olahraga ke IX pun sudah menggunakan nama SEA Games pada 1977 di Kuala Lumpur dengan tujuh negara berpartisipasi.

Indonesia dan Filipina memberikan dukungan penuh dalam gerakan Olimpiade ini sejak menjadi anggota baru.

Sebagai anggota baru, Indonesia menjadi tuan rumah Sea Games X di Jakarta pada 1979.

Dan Filipina menjadi tuan rumah untuk pertama kalinya pada SEA Games XI 1981 di Manila dengan 2.000 atlet dan perwakilan resmi ambil bagian.

SEA Games XII 1983 seharusnya diadakan di Brunei tapi diambil alih Singapura sebab Brunei sedang persiapan perayaan kemerdekaannya.

Sejak saat itu SEA Games semakin menguat.

SEA Games XIII 1985 diadakan di Bangkok, SEA Games XIV 1987 di Jakarta, SEA Games XV 1989 di Kuala Lumpur.

Pada 1989 Laos dan Vietnam kembali bergabung dalam ajang tersebut. Sehingga total atlet dan perwakilan resmi mencapai 3.160 orang.

SEA Games XVI 1991 diadakan di Manila, SEA Games XVII 1993 diadakan di Singapura, SEA Games XVIII 1995 diadakan di Chiang Mai, Thailand.

Pada 1995 itulah, pertama kalinya ajang ini diadakan di luar ibu kota negara tuan rumah. Ini juga pertama kalinya 10 negara anggota berpartisipasi dengan masuknya Kamboja kembali.

Kemudian pada tahun 2003, Timor Timur menjadi anggota Federasi.

Jumlah cabang olahraga SEA Games

Jumlah cabang olahraga yang tercantum dalam SEA Games semakin berkembang dari tahun ke tahun. Awal penyelenggaraan hanya ada 12 cabang olahraga saja. Saat ini terdapat 52 cabang olahraga.

Di antaranya, badminton, panah, basket, catur, tinju, biliar, sepeda, anggar, golf, judo, karate, sepakbola, renang, pencak silat, polo, pancing, tenis, tae kwondo, bola voli hingga wushu.

Pada SEA Games 2019, untuk pertama kalinya cabang olahraga e-Sports (esports, E-Sports) dengan enam games yang dipertandingkan.

E-Sports adalah singkatan dari electronic sports. E-Sports umumnya dilakukan antara para pemain profesional.

E-Sports adalah istilah untuk kompetisi permainan video (video games) dengan pemain banyak (multiplayer).

Dalam SEA Games XXX di Filipina, ada enam s-Sports yang dilombakan yaitu Mobile Legends, Dota 2, StarCraft II, Arena of Valor (AoV), Heartstone, dan Tekken 7.

 

https://www.kompas.com/skola/read/2019/12/13/143000469/sejarah-sea-games-dan-tujuannya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke