Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah Singkat Vitamin, Penemuan yang Merevolusi Pemikiran Ilmiah

Kompas.com - 11/05/2024, 14:00 WIB
Lulu Lukyani

Penulis

Penemuan ini merevolusi pemikiran ilmiah, menunjukkan bahwa penyakit mungkin disebabkan oleh kekurangan nutrisi—dan disembuhkan dengan senyawa baru yang ditemukan dalam jumlah yang cukup.

Para peneliti segera mengisolasi mikronutrien lain yang terkait dengan penyakit seperti rakhitis, penyakit kudis, gondok, dan lain-lain.

Sekitar waktu Funk menciptakan vitamin, ilmuwan nutrisi Amerika, Elmer McCullum, melakukan percobaan pakan dengan populasi hewan yang berbeda dan menemukan bahwa zat “aksesori” yang ada dalam beberapa lemak sangat penting untuk pertumbuhan tikus. Zat yang larut dalam lemak itu kemudian dikenal sebagai vitamin A.

McCollum dan yang lainnya juga melakukan eksperimen lebih lanjut dengan nutrisi yang berasal dari dedak padi Funk, menamakannya vitamin B, sesuai nama penyakit beri-beri.

Akhirnya, ternyata zat tersebut sebenarnya adalah 8 vitamin yang larut dalam air, yang masing-masing diberi nama tersendiri, seperti tiamin, dan diberi nomor sesuai urutan penemuannya.

E dalam vitamin dihilangkan setelah para ilmuwan menyadari bahwa tidak semua senyawa merupakan amina yang mengandung nitrogen. Namun, kebiasaan memberi nama vitamin berdasarkan abjad berdasarkan penemuannya terus berlanjut.

Saat in, empat vitamin yang larut dalam lemak—A, D, E, dan K—dianggap penting untuk pertumbuhan dan kesehatan manusia. Begitu juga 9 vitamin yang larut dalam air: B1 (tiamin), B2 (riboflavin), B3 (niasin), B5 (asam pantotenat), B6 (piridoksin), B7 (biotin), B9 (folat), B12 (cobalamin), dan C.

Sudah puluhan tahun sejak vitamin esensial terakhir, B12, ditemukan pada tahun 1948. Sejak itu, para peneliti berfokus pada manfaat vitamin bagi kesehatan, mempelajari lebih lanjut tentang hubungan antara kekurangan vitamin dan penyakit, serta menggunakan zat tersebut untuk mengobati kondisi seperti pellagra dan anemia.

Tampaknya, tidak mungkin para ilmuwan akan menemukan vitamin esensial baru karena semua kekurangan nutrisi tampaknya telah diperhitungkan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com