Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Masyarakat Perkotaan Kehilangan Kemampuan Mencerna Sayuran

Kompas.com - 26/03/2024, 20:00 WIB
Monika Novena,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sebuah studi mengungkapkan pola makan masyarakat di perkotaan sangat kekurangan serat.

Hal tersebut menurut peneliti dapat mengubah cara usus manusia untuk mencerna bahan-bahan nabati.

Baca juga: Mitigasi Perubahan Iklim ala Wilayah Perkotaan

Kenapa bisa begitu?

Mencerna serat

Sebelum mengetahui lebih jelas, mari kita cari tahu terlebih dahulu bagaimana manusia mencerna serat.

Mengutip Science Alert, Rabu (20/3/2024) meski buah dan sayuran merupakan bagian penting dari makanan manusia, ilmuwan baru mulai memahami bagaimana tubuh memecah selulosa, senyawa organik paling melimpah di Bumi yang merupakan pelapis dinding sel tanaman.

Selama beberapa dekade, selulosa diasumsikan tidak dapat diuraikan oleh tubuh manusia seperti yang terjadi di usus sapi, kuda, domba, atau mamalia lainnya.

Baru pada tahun 2003, ilmuwan menemukan bakteri usus manusia yang dapat mencerna serat-serat tersebut.

Baca juga: 5 Sayuran Terbaik untuk Membuat Jus

Dalam studi baru, peneliti menemukan manusia memiliki lebih banyak kesamaan dengan hewan ternak daripada yang kita duga sebelumnya.

Ternyata, usus manusia punya beberapa spesies mikroba pengunyah selulosa yang selama ini luput dari perhatian.

Ketiganya termasuk dalam genus Ruminococcus dan memiliki gen yang terlibat dalam pencernaan selulosa.

Namun pada populasi masyarakat modern dan industri, mikroba usus yang sama sangat jarang ditemukan.

"Temuan ini secara kolektif menyiratkan penurunan spesies mikroba pencerna serat di usus manusia," tulis para penulis penelitian, yang dipimpin oleh ahli mikrobiologi Sarah Moraïs dari Universitas Ben-Gurion Negev di Israel.

Kemungkinan hal tersebut dipengaruhi oleh peralihan gaya hidup.

Peneliti menjelaskan, ada kemungkinan jika mikroba Ruminococcus kekurangan serat tanaman, jumlah mereka di usus akan berkurang.

Kekhawatirannya adalah bahwa spesies yang berkontribusi pada kesehatan metabolisme ini akan hilang di kalangan masyarakat perkotaan modern.

Baca juga: Kenapa Ada Orang yang Tidak Suka Sayuran?

Kemungkinan tersebut masih perlu diselidiki, namun beberapa penelitian menunjukkan asupan serat di masayarakat industri saat ini terlalu rendah dan akibatnya kesehatan manusia terganggu.

Evolusi mikroba

Lebih lanjut, penelitian baru ini merupakan sebuah langkah penting karena mengungkap bakteri usus yang sebelumnya tidak diketahui dan berperan penting dalam kesehatan usus manusia secara historis.

Analisis evolusi menemukan bahwa strain bakteri Ruminococcus yang terkait dengan manusia pada awalnya ditransfer dari usus hewan ruminansia ke manusia selama domestikasi.

Oleh karena itu, hidup bersama hewan mungkin telah meningkatkan kemampuan manusia dalam mencerna tumbuhan dan mampu beradaptasi dalam usus kita.

Namun setelah ribuan tahun berada di usus manusia, keberadaan mikroba tersebut mungkin terancam karena perubahan gaya hidup manusia perkotaan modern.

Dampak hilangnya mikroba ini dari usus manusia terhadap kesehatan saat ini masih belum diketahui dengan pasti.

Studi dipublikasikan di Science.

Baca juga: Apa Perbedaan Utama Buah dan Sayuran?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com