Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 09/01/2024, 20:00 WIB
Monika Novena,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kita sudah memasuki tahun 2024 selama hampir 2 pekan. Tahun ini pun bisa dibilang tahun yang istimewa, bukan hanya karena pemilihan presiden yang sudah di depan tapi tahun 2024 merupakan tahun kabisat.

Baca juga: 10 Fenomena Langit Paling Menakjubkan Tahun 2024

Tahun kabisat ini hanya terjadi 4 tahun sekali, yang ditandai dengan penambahan hari di bulan Februari.

Tapi apa itu tahun kabisat dan mengapa ada tahun tersebut?

Tahun kabisat

Mengutip Live Science, Selasa (9/1/2024) tahun kabisat adalah tahun dengan 366 hari kalender, bukan 365 hari normal.

Tahun kabisat terjadi setiap tahun keempat dalam kalender Gregorian atau kalender yang digunakan oleh sebagian besar dunia.

Hari tambahan, yang dikenal sebagai hari kabisat adalah tanggal 29 Februari yang tidak akan ditemui pada tahun non-kabisat.

Baca juga: Sejarah Awal Mula Kalender China Penentu Tahun Baru Imlek

Setiap tahun yang habis dibagi empat, misalnya 2020 dan 2024 merupakan tahun kabisat kecuali beberapa tahun seperti tahun yang berakhiran 00, misalnya 1900.

Nama kabisat berasal dari fakta bahwa mulai bulan Maret dan seterusnya, setiap tanggal pada tahun kabisat dimajukan satu hari tambahan dari tahun sebelumnya.

Misalnya tanggal 1 Maret 2023 adalah hari Rabu, tetapi tahun 2024 jatuh pada hari Jumat.

Kalender lain, termasuk kalender Ibrani, kalender Islam, kalender China, dan kalender Etiopia juga mempunyai versi tahum kabisat.

Namun tahun-tahun ini tidak semua terjadi setiap empat tahun sekali dan sering kali terjadi pada tahun yang berbeda dengan tahun kabisat dalam kalender Masehi.

Selain tahun dan hari kabisat, kalender Gregorian juga memiliki beberapa detik kabisat yang secara sporadis ditambahkan ke tahun-tahun tertentu, terakhir ditambahkan pada tahun 2012, 2015, dan 2016.

Namun, International Bureau of Weights and Measures (IBWM), organisasi yang bertanggung jawab atas ketepatan waktu global, akan menghapus detik kabisat mulai tahun 2035 dan seterusnya.

Baca juga: Mengenal Macam Tahun Baru di Seluruh Dunia

Mengapa perlu tahun kabisat?

Tahun kabisat sangat penting karena tanpanya tahun-tahun yang lain pada akhirnya akan sangat berbeda.

Tahun kabisat ada karena satu tahun dalam kalender Gregorian sedikit lebih pendek daripada tahun Matahari atau tahun tropis.

Itu adalah jumlah waktu yang diperlukan Bumi untuk mengorbit Matahari sepenuhnya satu kali.

Satu tahun kalender terdiri dari 365 hari. Tetapi satu tahun Matahari kira-kira panjangnya 365,24 hari atau 365 hari, 5 jam, 48 menit, dan 56 menit.

Baca juga: Asal-usul Nama Bulan dalam Kalender Masehi

Jika tidak memperhitungkan perbedaan itu, maka setiap tahun yang terlewati, jarak antara awal tahun kalender dan tahun Matahari akan bertambah 5 jam, 48 menit, dan 56 detik.

Seiring berjalannya waktu, hal tersebut akan menggeser waktu terjadinya musim.

Misalnya jika kita berhenti menggunakan tahun kabisat, maka dalam waktu sekitar 700 tahun, musim panas di belahan utara akan dimulai pada bulan Desember, bukan bulan Juni.

Menambahkan hari kabisat setiap tahun keempat akan menghilangkan sebagian besar masalah ini karena panjang hari tambahan kira-kira sama dengan selisih yang terakumulasi selama waktu tersebut.

Namun, sistem ini tidak sempurna: Kita memperoleh sekitar 44 menit tambahan setiap empat tahun, atau satu hari setiap 129 tahun.

Untuk mengatasi masalah ini, kita melewatkan tahun kabisat setiap seratus tahun kecuali tahun kabisat yang habis dibagi 400, seperti 1600 dan 2000. Akan tetapi, masih ada perbedaan kecil antara tahun kalender dan tahun matahari.

Hanya saja secara keseluruhan, tahun kabisat berarti kalender Gregorian tetap sinkron dengan perjalanan kita mengelilingi Matahari.

Baca juga: Sejarah Kalender Hijriah dan Bagaimana Perhitungan Penanggalan dalam Islam Ini?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com