Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sengatan Belut Listrik Modifikasi Genetik Larva Ikan, Kok Bisa?

Kompas.com - 18/12/2023, 14:00 WIB
Usi Sulastri,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Belut listrik atau yang dikenal juga sebagai belut sidat (Anguilla spp.) adalah salah satu jenis ikan air tawar yang memiliki karakteristik unik dan menarik.

Nama "listrik" diberikan pada belut ini karena kemampuannya menghasilkan aliran listrik yang dapat dimanfaatkan untuk berbagai tujuan.

Baca juga: Bagaimana Cara Belut Listrik Menghasilkan Listrik?

Bahkan, belut listrik mampu melepaskan aliran listrik mencapai 860 volt, kekuatan yang cukup untuk menggerakkan mesin.

Melalui hasil studi baru, ditemukan bahwa belut listrik memiliki kemampuan mengeluarkan listrik yang dapat berdampak pada modifikasi genetik pada larva ikan yang berada di sekitarnya, dilansir dari phys.org, Senin (11/12/2023).

Pertama kali fenomena ini terlihat di alam

Penemuan yang dilakukan oleh para peneliti telah mengembangkan pemahaman kita tentang elektroporasi, suatu metode pengiriman gen yang menggunakan medan listrik untuk menciptakan pori-pori sementara di membran sel.

Proses ini memungkinkan molekul seperti DNA atau protein untuk masuk ke dalam sel target.

Studi yang dipublikasikan dalam PeerJ ini diperkirakan merupakan pertama kalinya mekanisme transfer gen dan elektroporasi terlihat di alam, dikutip dari ILF Science, Senin (11/12/2023).

Tim penelitian yang dipimpin oleh Profesor Eiichi Hondo dan Asisten Profesor Atsuo Iida dari Universitas Nagoya menyelidiki kemungkinan bahwa aliran listrik di dalam sungai dapat memengaruhi sel organisme di sekitarnya.

Mereka menduga bahwa sel-sel tersebut dapat menyalurkan fragmen DNA ke dalam air yang kemudian dikenal sebagai DNA lingkungan.

Dalam eksperimen mereka, para peneliti mengekspos ikan muda di laboratorium mereka dengan larutan DNA yang dilengkapi penanda cahaya untuk memantau apakah ikan zebra mampu mengambil DNA tersebut.

Baca juga: Spesies Baru Belut Listrik Ditemukan, Berdaya Sengat Hingga 860 V

Selanjutnya, mereka memperkenalkan belut listrik dan mendorongnya untuk menggigit pengumpan sehingga menghasilkan pelepasan listrik.

Iida berpendapat bahwa elektroporasi meskipun umumnya dianggap sebagai proses yang terbatas pada lingkungan laboratorium sebenarnya dapat terjadi secara alamiah.

Menurutnya, belut listrik di Sungai Amazon memiliki potensi menjadi sumber listrik dengan organisme di sekitarnya berperan sebagai sel penerima.

“Saya menyadari bahwa belut listrik di Sungai Amazon dapat berfungsi sebagai sumber listrik , organisme yang hidup di sekitarnya dapat bertindak sebagai sel penerima," kata Iida. 

Bagaimana hal ini terjadi?

Fragmen DNA lingkungan yang dilepaskan ke dalam air dapat menjadi gen asing, memicu rekombinasi genetik pada organisme sekitarnya sebagai respons terhadap pelepasan listrik.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sekitar 5 persen larva menunjukkan adanya penanda yang mengindikasikan transfer gen.

Fakta ini menggambarkan bahwa pelepasan listrik oleh belut dapat mendorong transfer gen ke dalam sel.

Menariknya, belut listrik memiliki denyut dan tegangan yang berbeda dengan mesin elektroporasi konvensional namun tetap dapat memberikan dampak pada modifikasi genetik di alam.

Studi lain juga mencatat fenomena serupa terkait petir yang mempengaruhi nematoda dan bakteri tanah di lingkungan alami.

Baca juga: Punya Arus Listrik di Tubuhnya, Bagaimana Belut Listrik Kawin?

Iida menyambut gembira kemungkinan penelitian lebih lanjut mengenai pengaruh medan listrik pada organisme hidup.

“Hal ini menunjukkan bahwa pelepasan belut listrik mendorong transfer gen ke dalam sel, padahal belut memiliki bentuk denyut dan tegangan yang berbeda dibandingkan dengan mesin yang biasa digunakan dalam elektroporasi,” ungkap Iida.

Belut listrik dan organisme lain yang menghasilkan listrik dapat mempengaruhi modifikasi genetik di alam,” sambungnya. 

Baginya, upaya untuk menemukan fenomena biologis baru dengan berpandangan tidak terduga akan memberikan pencerahan terhadap kompleksitas organisme hidup dan membuka peluang terobosan di masa depan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com