Namun, perlu diingat bahwa satu mil kubik air laut memiliki volume yang sangat besar, yaitu setara dengan 1.101.117.147.000 galon.
Garam tidak hanya berasal dari sungai dan limpasan permukaan.
Ventilasi hidrotermal, sebuah fitur yang baru-baru ini ditemukan di puncak pegunungan samudera juga menjadi kontributor mineral terlarut untuk lautan.
Ventilasi ini merupakan titik keluarnya dasar laut di mana air laut yang meresap ke dalam batuan kerak samudera menjadi lebih panas melarutkan sebagian mineral dari kerak bumi dan kemudian mengalir kembali ke laut.
Baca juga: Kenapa Air Sungai Tidak Asin Seperti Air Laut? Sains Jelaskan
Proses ini menghasilkan sejumlah besar mineral terlarut saat air panas muncul. Perkiraan menunjukkan bahwa seluruh volume lautan di dunia dapat mengalir melalui sistem ventilasi hidrotermal setiap 10-20 juta tahun.
Oleh karena itu, proses ini memiliki pengaruh signifikan terhadap salinitas.
Namun, reaksi antara air laut dan basal samudera tidak bersifat satu arah, beberapa garam terlarut bereaksi dengan batu dan dikeluarkan dari air laut.
Selain itu, proses terakhir yang menyumbangkan garam ke lautan adalah vulkanisme bawah laut yang melibatkan letusan gunung berapi di bawah air.
Proses ini serupa dengan ventilasi hidrotermal di mana air laut bereaksi dengan batuan panas dan melarutkan beberapa mineral penyusunnya.
Baca juga: Kenapa Air Laut Asin?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.