Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 20/11/2023, 15:30 WIB
Lulu Lukyani

Penulis

KOMPAS.com - Bintang biru terbentuk dari bahan yang sama seperti bintang lainnya di alam semesta, yakni kandungannya sekitar 75% hidrogen dan 24% helium dengan sejumlah kecil unsur lainnya.

Lantas, apa yang membuat bintang biru berwarna biru?

Warna bintang berasal dari suhunya. Bintang paling dingin tampak berwarna merah, sedangkan bintang terpanas berwarna biru.

Dan bagi sebuah bintang, satu-satunya hal yang menentukan suhu adalah massanya. Bintang biru adalah bintang yang memiliki massa minimal 3 kali Matahari.

Jadi, jika ada bintang yang memiliki massa 10 kali lebih besar Matahari, ia akan tampak berwarna biru di mata manusia.

Baca juga: Ilmuwan Masih Selidiki Penyebab Hilangnya Ratusan Bintang

Penyebab bintang biru sangat panas

Bintang biru berwarna biru karena sangat panas. Cahaya biru membawa lebih banyak energi dibandingkan cahaya merah, yang berarti memerlukan sumber radiasi yang lebih panas untuk memproduksinya. Ini menjelaskan mengapa bintang biru lebih panas daripada bintang merah.

Suhu bintang biru yang tinggi, ditambah dengan luminositasnya yang tinggi, menyebabkan bintang biru terus-menerus mengeluarkan energi dalam jumlah besar ke luar angkasa.

Sebagai konsekuensinya, bintang biru membakar seluruh bahan bakarnya dengan sangat cepat, menjadikannya bintang dengan umur terpendek di antara semua bintang.

Oleh sebab itu, bintang biru paling sering diamati di dekat daerah pembentuk bintang tempat mereka dilahirkan.

Meskipun daerah pembentuk bintang menghasilkan bintang-bintang dengan berbagai macam massa, jumlah mereka tidak sama, yakni jumlah bintang bermassa rendah jauh lebih banyak dibandingkan bintang bermassa tinggi.

Baca juga: Berapa Lama Bintang Hidup?

Ditambah dengan masa hidup bintang biru yang singkat, hal ini berarti bintang biru cenderung langka.

Beberapa bintang biru yang sudah teramati adalah Regulus, bintang paling terang di konstelasi Leo, Spica, bintang paling terang di Virgo, dan Rigel, bintang paling terang di Orion.

Jika dilihat dari Bumi, ketiga bintang tersebut tampak memiliki kecerahan yang serupa, meskipun jaraknya sangat jauh, masing-masing 79, 250, dan 860 tahun cahaya.

Hal ini menunjukkan fakta bahwa bintang biru memiliki tipe yang berbeda-beda, Regulus adalah bintang deret utama, Spica adalah bintang biru raksasa, dan Rigel adalah bintang biru super raksasa, bergantung pada posisi mereka dalam siklus hidup evolusionernya.

Namun, bintang paling masif yang diamati hingga saat ini adalah R136a1, bintang biru super raksasa yang memiliki setidaknya 265 kali lebih banyak materi daripada Matahari.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com