Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
BRIN
Badan Riset dan Inovasi Nasional

Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) adalah lembaga pemerintah yang berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Presiden Republik Indonesia. BRIN memiliki tugas menjalankan penelitian, pengembangan, pengkajian, dan penerapan, serta invensi dan inovasi yang terintegrasi.

Perilaku Unik Burung Paruh Bengkok: Suka Membuang Makanan

Kompas.com - 04/11/2023, 08:00 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Oleh: Dr. Siti Nuramaliati Prijono

BURUNG paruh bengkok secara ilmiah dikelompokkan ke dalam bangsa (ordo) Psittaciformes. Di Indonesia terdapat 92 jenis burung paruh bengkok, yang kita kenal dengan beberapa sebutan nama seperti burung kakatua, nuri, perkici, betet, serindit dan lain-lain.

Baca juga: Meski Selamat, Kondisi Ratusan Burung Paruh Bengkok Memprihatinkan

Sejak tahun 2018, seluruh jenis burung paruh bengkok dilindungi di Indonesia (Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Republik Indonesia Nomor P.106/Menlhk/Setjen/Kum.1/12/2018). Jenis-jenis burung paruh bengkok banyak disukai Masyarakat untuk dipelihara sebagai hewan kesayangan (pet) seperti kucing dan anjing.

Burung paruh bengkok disukai oleh Masyarakat karena warnanya serta perilaku yang menarik.

Meskipun burung paruh bengkok termasuk burung yang dilindungi di Indonesia tetapi karena memiliki nilai ekonomi yang tinggi, maka perburuan liar masih tetap berjalan hingga saat ini.

Permasalahan ini perlu segera ditangani yaitu perlu tindakan konservasi. Salah satu upaya agar burung paruh bengkok tidak cepat punah adalah perlu melibatkan Masyarakat agar lebih mengenal dan peduli burung paruh bengkok.

Dalam rangka Hari Cinta Puspa dan Satwa Nasional (HCPSN), kita perlu mengenal lebih jauh tentang burung paruh bengkok terutama perilakunya yang unik yaitu perilaku membuang makanan.

Ada pepatah yang mengatakan bahwa tak kenal maka tak sayang. Hari Cinta Puspa dan Satwa Nasional (HCPSN) diperingati setiap tanggal 5 November melalui Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 1993.

Peringatan ini bertujuan untuk meningkatkan kepedulian, perlindungan, pelestarian puspa dan satwa nasional serta serta untuk lebih menumbuh kembangkan kepedulian rasa cinta dan kebanggaan nasional terhadap kekayaan tersebut serta mengingatkan betapa pentingnya puspa dan satwa dalam kehidupan kita.

Baca juga: Di Mana Tempat Tinggal Burung Kakatua?

Mengapa burung paruh bengkok suka membuang makanan?

Ada penelitian yang mengungkapkan bahwa perilaku membuang makanan adalah perilaku yang tidak umum pada binatang tetapi merupakan perilaku yang umum pada burung paruh bengkok.

Terlepas dari makanan apa yang kita berikan, burung paruh bengkok peliharaan cenderung membuang sebagian besar makanannya ke lantai.

Burung paruh bengkok menjatuhkan makanannya secara sengaja dan tidak sengaja. Secara sengaja karena mereka termasuk burung yang suka pilih-pilih makanan.

Apabila pakan yang diberikan tidak segar, rendah nutrisi, tidak disukai dan asing bagi mereka maka mereka akan membuang makanan tersebut.

Secara tidak sengaja, apabila ketika mereka tidak dapat menggenggam buah dan sayuran berukuran besar dengan baik atau tiba-tiba terkejut sehingga makanan tersebut jatuh.

Burung paruh bengkok biasa memegang makanan dengan jari-jari kakinya ketika mereka makan, sehingga bila ukuran buah atau biji yang berukuran besar akan sulit digenggam maka akhirnya jatuh.

Makanan yang terbuang dengan tidak sengaja lebih sering terjadi di alam liar ketika individu mencari makan dalam kelompok yang lebih besar.

Terbatasnya penelitian tentang perilaku makan dan kebutuhan pakan pada burung paruh bengkok, seringkali menyebabkan banyak pakan yang terbuang yang berakibat terhadap kekurangan nutrisi pada burung tersebut.

Baca juga: Profauna Ajak Masyarakat Berhenti Beli Burung Nuri dan Kakatua

Untuk mengurangi jumlah pakan yang dibuang oleh burung paruh bengkok serta dapat menyusun formulasi pakan yang tepat perlu dilakukan penelitian-penelitian antara lain: uji preferensi beberapa jenis dan bentuk serta ukuran pakan, bentuk dan ukuran tempat pakan, perilaku makan, analisis nutrisi bahan pakan, daya cerna dan kebutuhan nutrisi pada setiap fase perkembangan hidupnya.

Penelitian yang dilaporkan di majalah sains tahun 2019 belum memberikan jawaban pasti mengapa burung paruh bengkok membuang begitu banyak makanan, namun penelitian telah dilakukan untuk menambah pengetahuan kita tentang topik tersebut.

Penelitian menunjukkan bahwa burung paruh bengkok lebih cenderung menjatuhkan buah yang belum matang. Secara keseluruhan mereka mengamati lebih dari 103 jenis burung paruh bengkok yang berbeda.

Melalui pengamatan mereka terlihat jelas bahwa memang melakukan perilaku membuang makanan. Banyak burung paruh bengkok liar memakan satu atau dua potong kecil sebelum membuang makanannya.

Di lain waktu, mereka bahkan tidak memakan sama sekali, mereka hanya memotong tangkainya dan buah tersebut jatuh.

Hasil penelitian tersebut menyatakan bahwa di alam, jumlah makanan yang terbuang cukup besar yaitu 11,8 persen untuk buah dan 14,6 persen biji. Sedangkan di penangkaran, burung paruh bengkok membuang makanan lebih tinggi yaitu 21.2 persen.

Berdasarkan pengamatan penulis, burung perkici (Trichoglossus haematodus) yang diberi makan buah rambutan, mereka hanya memakannya sedikit tetapi lebih banyak menjatuhkan buah rambutan dengan memotong tangkainya.

Baca juga: Burung Beo Memulai Ritual Kawin dengan Berciuman dan Memuntahkan Makanan

Kemudian Ketika diberi brokoli, mereka sangat menyukainya tetapi mereka hanya mengambil bulir-bulirnya saja dengan mencabik-cabik brokoli sehingga sekitar 90 persen yang terbuang.

Penulis juga mencoba memberi makan kacang edamame pada burung Perkici.

Burung tersebut bisa memegang kacang edamame dan mengambil bijinya kemudian apabila ada burung lain yang mengganggu atau ada suara yang mengejutkan maka edamame yang sedang dipegangnya pun jatuh.

Hasil pengamatan penulis ternyata untuk pakan kacang edamame yang terbuang sekitar 17,4 persen.

Mengapa perilaku membuang makanan ini bermanfaat bagi ekosistem?

Keberadaan burung paruh bengkok tidak hanya bermanfaat secara ekonomi. Tugas pentingnya secara ekologi dalam ekosistem adalah menyebarkan biji dan menyerbuki bunga.

Burung paruh bengkok berperan dalam menjaga habitat hutan tropis sehingga upaya pelestarian lingkungan juga harus diarahkan kepada burung paruh bengkok.

Oleh karena itu kegiatan perburuan liar tidak hanya mengancam populasi burung paruh bengkok tetapi juga berkontribusi terhadap penurunan hutan mengingat peran ekologis yang sangat penting dari burung paruh bengkok sebagai penyebar benih.

Menurunnya populasi burung paruh bengkok, sebagai akibat nyata dari tingginya permintaan di pasar satwa liar, dapat menyebabkan kepunahan beberapa spesies.

Baca juga: Pertama Kali Diamati, Kakatua Liar Gunakan Alat Untuk Buka Makanannya

Selain sebagai pemencar biji dan penyerbuk bunga, tampaknya perilaku membuang makanan sangat bermanfaat bagi species lain yang ada di bawah pohon.

Dalam laporan sains tahun 2019, para peneliti juga melaporkan bahwa lebih dari 86 spesies hewan memakan makanan yang dijatuhkan burung paruh bengkok. Buah-buahan atau biji-bijian yang jatuh menjadi tersedia bagi hewan-hewan lainnya.

Selain memakannya, spesies ini juga dapat berperan sebagai penyebar sekunder.

Perilaku boros suka membuang makanan tampaknya sudah tertanam dalam perilaku evolusioner burung paruh bengkok, dan hal ini berlaku ketika berada di alam liar atau di kandang penangkaran.

Kita bersyukur bahwa burung paruh bengkok mempunyai perilaku yang sangat bermanfaat dan membuat keseimbangan ekosistem tetap terjaga. Menjaga keseimbangan ekosistem adalah sangat penting untuk kelangsungan hidup manusia dan makhluk hidup lainnya.

Selama ini burung paruh bengkok telah membantu kita untuk menjaga keseimbangan ekosistem. Oleh karena itu kita perlu menjaga dan melindungi burung paruh bengkok dari kepunahan di alam.

Bila kita ingin memiliki dan memelihara burung paruh bengkok, disarankan memilih jenis burung paruh bengkok hasil penangkaran dan jangan menangkap dari alam. Burung paruh bengkok lebih bermanfaat apabila mereka berada di alam.

Baca juga: Burung Kakatua Bisa Ajari Kawannya Cara Buka Tempat Sampah, Studi Jelaskan

Dr. Siti Nuramaliati Prijono
Peneliti Pusat Riset Zoologi Terapan-BRIN

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com