Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Varian Covid dengan Mutasi Terbanyak di Dunia, Mengapa Ahli Khawatir?

Kompas.com - 01/08/2023, 08:00 WIB
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Penulis

Sumber Daily Mail

Menurunnya pengawasan genetik varian Covid

Young mengatakan ketakutan terbesarnya pada varian Covid dengan mutasi terbanyak ini adalah kemunculannya yang terjadi secara diam-diam.

Seiring meredanya pandemi, banyak negara, seperti Inggris yang mulai mengurangi jumlah analisis genetik terhadap virus Covid.

"Virus ini terus mengejutkan kita dan berpuas diri adalah hal yang berbahaya," kata Young.

Lebih lanjut Young mengatakan, ketika virus menyebar dan terus bermutasi, hal ini akan menyebabkan infeksi serius pada orang-orang yang rentan.

Selain itu, akan meningkatkan beban pada mereka yang menderita akibat infeksi jangka panjang atau long Covid.

Young menambahkan kurangnya pengawasan genetik untuk menemukan varian-varian baru yang mungkin resisten atau kebal terhadal kekebalan yang sudah ada akan membuat dunia buta terhadap ancaman-ancaman baru.

Ahli virus dari University of Reading, Profesor Ian Jones mengatakan bahwa varian baru, Covid Delta dengan mutasi terbanyak yang ditemukan dari Indonesia, tersebut 'bermutasi secara luar biasa'.

Baca juga: Varian Covid Deltacron Terdeteksi di Eropa, Apa yang Perlu Diwaspadai?

Jones mengatakan, sementara virus Covid terus bermutasi sepanjang waktu, infeksi kronis telah mendorong virus ini meningkatkan adaptasinya untuk menyusup ke dalam sistem kekebalan tubuh manusia.

"Kekhawatiran atas infeksi kronis adalah, bahwa virus bermutasi pada individu yang telah memiliki kekebalan. Dengan kata lain, virus hampir harus memiliki mutasi yang dapat lolos dari kekebalan tersebut," kata Jones.

Kendati demikian, Jones mengatakan, mutasi yang berkepanjangan seperti itu sering kali harus dibayar mahal oleh virus itu sendiri, seperti kemampuan infeksi virus berisiko semakin rendah.

Jones menyarankan, alih-alih khawatir pada mutan-mutan virus yang super aneh, kita seharusnya lebih khawatir tentang peningkatan kasus yang dapat terjadi secara tiba-tiba dalam jenis kasus Covid apa pun.

Banyak negara yang mengurangi pengawasan genetik virus. Ilmuwan telah memperingatkan bahwa ini dapat membuat negara tersebut menjadi buta terhadap adanya perubahan dalam cara penyebaran virus dan varian mana yang berkembang.

Varian Delta yang telah menyebabkan gelombang kasus dan kematian global yang cukup masif pada tahun 2021, sebagian besar telah meredup menjadi tidak jelas.

Keberadaan varian Covid tersebut telah dikalahkan oleh jenis Omicron dan berbagai keturunannya yang infeksinya lebih ringan.

Baca juga: Varian Covid-19 India Masuk Indonesia, Kenapa Epidemiolog Khawatir?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Baca tentang


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com