KOMPAS.com - Anggrek telah dikenal sebagai tanaman hias yang banyak digandrungi para kolektor. Selain itu, anggrek juga dikenal sebagai salah satu tanaman yang bisa tumbuh menempel di tanaman lain.
Namun, bagaimana awal mula anggrek memiliki kemampuan tersebut?
Sebuah studi baru yang mempelajari hubungan genetik di antara bunga anggrek berhasil mengungkapnya.
Studi tersebut menyebut kemampuan spesies bunga anggrek untuk tumbuh di tanaman lain didapat setelah berevolusi secara mandiri berkali-kali.
Dikutip dari Phys, Jumat (26/5/2023) tim peneliti membandingkan urutan 1.450 gen dari 610 spesies anggrek untuk merekonstruksi pohon keluarga anggrek dan mengklarifikasi hubungan evolusioner di antara banyak subkelompok dari keluarga spesies tanaman ini.
Baca juga: 90 Spesimen Anggrek Ditemukan di Pulau Batanta Papua Barat
Hasilnya adalah peneliti menemukan bahwa epifitisme atau kemampuan bunga anggrek untuk tumbuh di tanaman lain berevolusi setidaknya sebanyak 14 kali secara terpisah.
"Anggrek adalah salah satu dari dua keluarga tanaman terbesar dengan sekitar 28.000 spesies," kata Hong Ma, penulis utama studi ini dan profesor biologi di Pennsylvania State University.
"Anggrek sangat dihargai dalam komunitas hortikultura karena kecantikannya, digunakan dalam pengobatan tradisional di banyak daerah tempat mereka tumbuh, dan secara ekonomi penting untuk memproduksi vanila. Memahami hubungan di antara banyak spesies berpotensi membantu kita mengidentifikasi kegunaan baru untuk anggrek dan lebih memahami bagaimana ciri-ciri mereka, termasuk bagaimana epifitisme berevolusi," terangnya.
Sebagian besar spesies anggrek tumbuh di hutan hujan dan sekitar 70 persen tumbuh di tanaman lain, bukan di lantai hutan. Sementara penanaman di rumah biasanya di atas kulit pohon.
Baca juga: Lindungi Anggrek Unik Paling Langka, Peneliti Rahasiakan Lokasinya