Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 17/05/2023, 12:00 WIB
Monika Novena,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Resin pohon memfosil yang dikenal sebagai ambar telah banyak membantu para ahli paleontologi memahami masa lalu melalui fosil yang terawetkan di dalamnya.

Lalu mengapa resin pohon itu bisa mengawetkan fosil?

Baca juga: Terjebak dalam Resin Kayu, Burung Ini Terawetkan Selama 100 Juta Tahun

Mengutip National Geographic, Selasa (16/5/2023) beberapa jenis tumbuhan, biasanya tumbuhan berkayu menghasilkan resin yaitu zat lengket dan kompleks yang tidak larut dalam air dan mengeras saat terkena udara.

Resin ini berfungsi untuk mengikis luka tanaman. Saat tanaman terluka, resin merembes keluar dari retakan di kulit pohon atau area yang luka.

Lalu resin yang terpapar udara dan terpanggang di bawah sinar matahari membuatnya mengeras. Proses ini lah yang membentuk penutup pelindung pada luka tanaman, membantu mencegah jamur dan patogen lainnya.

Baca juga: Mengapa Fosil Hanya Ditemukan pada Batuan Sedimen?

Ambar yang mengawetkan fosil

Berhubung resin bersifat lengket, mahluk kecil dapat tersangkut di dalamnya saat resin merembes ke kulit pohon, menetes ke tanah, atau mengalir keluar dari akar pohon.

Kadang-kadang beberapa gumpalan ini berakhir di air dan akhirnya terkubur di dalam sedimen. Semakin dalam resin terkubur selama ribuan tahun, semakin banyak resin terpapar tekanan dan panas.

Kondisi tersebut menyebabkan senyawa berpolimerisasi atau bereaksi secara kimiawi satu sama lain untuk membentuk kumpulan ikatan molekuler.

Proses ini menghasilkan bahan kaca yang keras yang kita kenal sebagai ambar. Proses ini juga dapat mengawetkan bentuk mahluk kecil apa pun yang terperangkap di dalam ambar.

Namun proses transformasi dari resin ke ambar ini membutuhkan waktu yang lama, secara umum biasanya perlu lebih dari 40.000 tahun.

Jenis fosil yang terawetkan dalam ambar

Ambar dapat menyelubungi dan melindungi bahkan mahluk bertubuh lunak sehingga sangat bagus dalam mengawetkan hewan kecil dan licin.

Selama hampir dua abad ini, ahli paleontologi yang mempelajari ambar telah menemukan serangga, arakhnida, kepiting, tumbuhan, jamur, nematoda, mikroorganisme, dan bahkan sesekali bagian dari hewan vertebrata yang lebih besar.

Baca juga: Seperti Apa Fosil Cabai Langka yang Ditemukan di Amerika?

Tampak samping spesimen kecoak baru Supella domincana. Fosil kecoak dalam batu ambar ini ditemukan masih lengkap dengan sel sperma.

George Poinar Jr via IFLSCIENCE Tampak samping spesimen kecoak baru Supella domincana. Fosil kecoak dalam batu ambar ini ditemukan masih lengkap dengan sel sperma.

Setidaknya ada lebih dari 160 situs di seluruh dunia tempat ambar bisa ditemukan. Ambar tertua di Bumi ditemukan di lapisan batubara Illinois yang berusia sekitar 320 juta tahun.

Namun dari total endapan ambar di Bumi, hanya beberapa lusin atau lebih yang menghasilkan beragam fosil. Hampir semua endapan yang mengandung fosil itu berusia sekitar 125 juta tahun atau lebih muda.

Hanya ada satu pengecualian yang diketahui, endapan ambar berusia 230 juta tahun di Pegunungan Alpen Italia yang berhasil mengwetkan satu spesies lalat dan dua spesies tungau.

Baca juga: Diduga Nenek Moyang T-rex, Ahli Temukan Fosil Tyrannosaurus Baru

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com