Banyak kastil di Eropa juga memiliki simbol putri duyung untuk menunjukkan kekuatan dan kekayaan kerajaan - bahkan di negara-negara yang tidak memiliki lautan, seperti Austria.
Kamu mungkin bertanya-tanya bagaimana putri duyung bisa muncul. Mengapa begitu banyak orang di seluruh dunia yang membayangkan mereka sepanjang sejarah?
Baca juga: Legenda Putri Duyung Terinspirasi dari Penyakit Langka
Ini adalah pertanyaan menarik yang mungkin memiliki lebih dari satu jawaban.
Para pelaut yang percaya takhayul seperti Christopher Columbus dan yang lainnya, melaporkan telah melihat putri duyung dalam perjalanan mereka, namun para ilmuwan dan sejarawan berpikir bahwa mereka mungkin telah melihat hewan yang sebenarnya, seperti manatee atau anjing laut.
Sepanjang waktu, orang sering membuat cerita untuk membantu menjelaskan segala macam hal yang tidak dapat mereka pahami pada saat itu. Cerita juga membantu orang memahami impian, keinginan, dan ketakutan mereka sendiri.
Apapun alasannya, orang-orang tetap menyukai putri duyung. Kamu bisa membeli boneka putri duyung, buku mewarnai, dan kostum. Kamu bisa menemukannya di bendera, koin, dan kopi Starbucks.
Di beberapa akuarium dan taman air, orang-orang sungguhan tampil sebagai putri duyung dan harus berlatih menahan napas dan menjaga mata tetap terbuka di bawah air untuk waktu yang lama. Bahkan ada sebuah merek permen kapas yang disebut Mermaid Farts, yang dideskripsikan manis dan lembut!
Meskipun putri duyung tidak benar-benar nyata, namun mereka dapat menciptakan imajinasi dan memicu kreativitas kalian. Putri duyung juga penting karena mereka adalah konsep bersama yang telah menghubungkan orang-orang di seluruh dunia untuk waktu yang sangat lama.
Baca juga: 5 Kemiripan Duyung dengan Manusia, dari Jari sampai Air Mata
Peter Goggin
Associate Professor of English, Arizona State University
Artikel ini tayang di Kompas.com berkat kerja sama dengan The Conversation Indonesia. Tulisan di atas diambil dari artikel asli berjudul "Apakah putri duyung itu ada? Tidak, namun pesonanya hidup selama berabad-abad". Isi di luar tanggung jawab Kompas.com.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.