Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa Jadinya jika Manusia dan Lumba-lumba Saling Bekerja Sama?

Kompas.com - 04/02/2023, 11:00 WIB
Monika Novena,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kerja sama dalam sebuah kelompok umum ditemukan pada spesies yang sama, misalnya pada singa yang berburu bersama dalam satu kelompok. Akan tetapi, bagaimana jika hewan bekerja sama dengan manusia?

Kerja sama antara hewan dan manusia adalah bentuk hubungan yang sangat jarang, namun bukan berarti kisah itu tidak ada.

Di Brasil, manusia dan lumba-lumba diketahui bekerja sama untuk menjaring ikan belanak sebanyak mungkin.

Dilansir dari Science Alert, Jumat (3/2/2023) nelayan tradisional di kota Laguna, Brasil telah bekerja sama dengan lumba-lumba hidung botol Lahille (Tursiops truncatus gephyreus) untuk menangkap ikan selama lebih dari 140 tahun.

Apa yang terjadi adalah lumba-lumba menggiring gerombolan ikan belanak ke pantai, tepat di dekat nelayan yang mengarungi perairan dangkal. Baru setelah mendapat tanda dari lumba-lumba para nelayan melempar jalanya.

Baca juga: Apa Jadinya Bumi jika Manusia Tidak Pernah Ada?

Peneliti sendiri sudah menghabiskan lebih dari satu dekade untuk mempelajari hubungan dekat antara manusia dan lumba-lumba ini.

Mereka mengatakan bahwa hubungan itu adalah contoh langka mutualisme, yang mana dua spesies berbeda saling membantu untuk meningkatkan peluang bertahan hidup.

"Kami tahu para nelayan mengamati perilaku lumba-lumba untuk menentukan kapan harus menebar jala, tetapi kami tidak tahu apakah lumba-lumba secara aktif mengkoordinasikan perilaku mereka dengan para nelayan," kata Mauricio Cantor, ahli biologi kelautan dari Oregon State University.

Saat melaut, para nelayan ini memanfaatkan GPS. Begitu mereka melihat mamalia laut sudah di lokasi, nelayan akan menebarkan jala. Hal ini menunjukkan bahwa mamalia merupakan petunjuk bahwa belanak sudah dekat.

Selain itu, kerja sama ini juga memperlihatkan bahwa, baik lumba-lumba maupun nelayan setempat telah belajar membaca bahasa tubuh satu sama lain dan tahu bagaimana menanggapinya.

Baca juga: Apa yang Terjadi pada Tubuh Manusia saat Mendaki Puncak Everest?

Ilustrasi lumba-lumba. Bahasa siul atau bersiul pada manusia, menurut studi baru bisa menjadi cara berkomunikasi dengan mamalia laut paling ramah ini. pixabay.com/Pexels Ilustrasi lumba-lumba. Bahasa siul atau bersiul pada manusia, menurut studi baru bisa menjadi cara berkomunikasi dengan mamalia laut paling ramah ini.

Lebih lanjut menurut peneliti, nelayan yang mengikuti lumba-lumba lebih mungkin menangkap ikan di perairan dangkal dan menangkap 4 kali lebih banyak ikan.

Akan tetapi jika ini adalah bentuk hubungan mutualisme, apa yang kemudian didapatkan oleh lumba-lumba?

Ternyata saat menyelam ke dalam air, lumba-lumba bisa menangkap ikan langsung dari jaring.

Peneliti pun kemudian menghitung, lumba-lumba hidung botol yang terlibat dalam penangkapan ikan memiliki kemungkinan 13 persen lebih besar untuk bertahan hidup.

Baca juga: Apa Itu Sindrom Manusia Serigala dan Penyebabnya?

Hanya saja jika terjadi sesuatu pada lumba-lumba, belanak, atau manusia di daerah tersebut manfaat itu bisa hilang.

Perilaku ini adalah tentang konteks dan tidak ada yang mengatakan berapa lama konteks itu akan bertahan.

Mutualisme antara manusia dan satwa liar semakin langka. Penting bagi kita untuk melestarikannya.

"Melindungi perilaku budaya yang bermanfaat bagi manusia dan satwa liar tidak hanya mendorong koeksistensi mereka tetapi juga memajukan konservasi keanekaragaman hayati," tulis para penulis dalam studinya.

Studi yang mengungkapkan hubungan mutualisme unik antara manusia dan lumba-lumba ini telah dipublikasikan di jurnal PNAS.

Baca juga: Apa yang Terjadi pada Bumi jika Hutan Hujan Amazon Terbakar Habis?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com