Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 01/02/2023, 10:00 WIB
Monika Novena,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi

Seperti dikutip dari Science Alert, Selasa (31/1/2023) hampir sebagian besar populasi global menghirup polusi udara yang tidak aman.

Efek buruk polusi udara pada otak ini memiliki konsekuensi terhadap kesehatan masyarakat yang sangat besar pula.

"Selama beberapa dekade, ilmuwan mengira otak mungkin terlindung dari efek berbahaya polusi udara," ungkap Chris Carlsten, dokter pernapasan dari UBC.

Kendati demikian, studi nyata ini memberikan bukti baru yang mendukung hubungan antara polusi udara dan kognisi.

Hanya saja studi saat ini terkait efek buruk polusi udara pada otak, hanya mengandalkan asap knalpot mobil.

Baca juga: Apa yang Terjadi jika Matahari Mati?

 

Sebab, kemungkinan saja ada bentuk polusi udara lain yang bekerja lebih cepat dan dengan efek yang lebih buruk.

"Penting untuk memastikan filter udara mobil berfungsi dengan baik dan jika Anda berjalan atau bersepeda pertimbangkan untuk mengalihkan rute yang tidak terlalu macet," tambah Carlsten.

Namun untuk sebagian besar orang lainnya, udara yang tercemar tidak dapat dihindari.

Oleh karena itu, kita perlu tahu apa yang harus dilakukan untuk memproteksi otak dalam jangka panjang dari paparan polusi udara ini.

Studi dampak polusi udara pada kesehatan otak ini telah dipublikasikan di jurnal Environmental Health.

Baca juga: Apa yang Terjadi kalau Kita Menghirup Oksigen Murni?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com