Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
BRIN
Badan Riset dan Inovasi Nasional

Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) adalah lembaga pemerintah yang berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Presiden Republik Indonesia. BRIN memiliki tugas menjalankan penelitian, pengembangan, pengkajian, dan penerapan, serta invensi dan inovasi yang terintegrasi.

Menciptakan Satuan Pendidikan Aman Bencana Gempa, Bisakah?

Kompas.com - 30/11/2022, 11:30 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Oleh: Febty Febriani, Ph.D

Senin (21/11/2022) saya sedang bekerja di sekitar sekolah anak-anak dari pagi. Hari itu anak-anak pulang agak cepat dari jadwal biasanya.

Untuk mengefektifkan waktu, maka saya memutuskan bekerja di sekitar sekolah anak-anak.

Saat istirahat siang, karena ada rapat online dan supaya memudahkan menjemput anak-anak, maka saya bekerja di selasar sekolahnya anak-anak.

Saat itulah, sekitar pukul 13.21 WIB terasa goyangan agak lama. Ternyata gempa sedang melanda Indonesia.

Selang 10 menit berlalu, di sekolah anak-anak sudah tidak terasa goyangan. Setelah mengecek aplikasi infobmkg dan inarisk, akhirnya saya mendapatkan info jika pusat gempa berada di Cianjur, sekitar 70 kilometer dari Jakarta. Kekuatannya sekitar Mw5.6 dengan kedalaman sekitar 10 km.

Baca juga: Apa Saja Mitigasi Gempa yang Harus Dilakukan, Belajar dari Gempa Cianjur?

Gempa ini terjadi di siang hari, saat sebagian besar aktivitas masyarakat Cianjur sedang berada di luar rumah.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat ada 16 kecamatan yang terdampak gempa. Kecamatan Cugenang adalah kecamatan yang paling terdampak dari terjadinya gempa ini.

Gempa Cianjur merupakan gempa yang terjadi di daratan. Kemungkinan penyebabnya adalah pergerakan sesar lokal yang melintasi kota Cianjur.

Sebagian ahli geosains yang lain menyebutkan, bisa juga kemungkinan penyebab gempa ini adalah keberadaan sesar Cimandiri, walaupun kelurusan sesar Cimandiri berjarak sekitar 9 km dari pusat terjadi gempa Cianjur.

Gempa ini menelan korban cukup banyak. Sekitar kurang lebih 300 orang menjadi korban jiwa dan hampir 1000 jiwa mengalami luka-luka.

Sebanyak 12.641 bangunan mengalami rusak berat. Diantara bangunan yang rusak berat, ada sekitar 341 satuan pendidikan mengalami kerusakan.

Satuan pendidikan ini mulai dar PAUD hingga SMA, SLB, SMK dan PKBM (Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat).

Jumlah satuan pendidikan yang mengalami kerusakan akibat gempa Cianjur tergolong cukup banyak. Bangunan satuan pendidikan yang semestinya bisa digunakan sebagai tempat mengungsi, menjadi tidak bisa digunakan sama sekali.

Proses pembelajaran siswa-siswi di semua satuan pendidikan yang mengalami kerusakan ini, juga menjadi terhambat, bahkan berhenti sama sekali.

Baca juga: Sejarah Gempa Cianjur Tercatat Pertama Kali Terjadi pada Tahun 1844

Zona subduksi dan sesar aktif

Di Indonesia, penyebab utama terjadinya gempa adalah keberadaan zona subduksi yang terdapat di sepanjang pantai barat Pulau Sumatera, menuju sepanjang pantai selatan Pulau Jawa hingga menerus ke Indonesia bagian timur.

Penyebab lain adalah keberadaan sesar-sesar aktif yang berada di daratan Pulau Sumatera, Pulau Jawa, hingga daratan Indonesia bagian timur.

Sesar lokal atau sesar Cimandiri yang ditenggarai menjadi penyebab terjadinya gempa Cianjur, merupakan salah satu sesar yang ada di daratan Pulau Jawa bagian barat.

Sesar lainnya adalah sesar Lembang, sesar Cipamingkis, sesar Jakarta, dan sesar Baribis.

Di Pulau Jawa bagian tengah terdapat sesar Kendeng dan sesar Opak. Sedangkan di Pulau jawa bagian timur terdapat sesar Lasem, sesar Montong dan sesar Wongsorejo.

Baca juga: 3 Alasan Sesar Lembang Berbahaya, Lokasinya Dekat dengan Penduduk

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com