Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Fakta Empty Sella Syndrome, Penyakit yang Diidap Ruben Onsu

Kompas.com - 23/07/2022, 17:30 WIB
Ellyvon Pranita,
Shierine Wangsa Wibawa

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Presenter sekaligus pelawak Ruben Onsu dikabarkan tengah berjuang melawan penyakit Empty Sella Syndrome yang membuat tubuhnya terlihat semakin lemah saat ini.

Sebelum dinyatakan menderita Empty Sella Syndrome, Ruben Onsu mengaku awalnya dugaan penyakitnya adalah lesi otak. Berikut beberapa fakta terkait penyakit Empty Sella Syndrome yang sedang diderita Ruben Onsu saat ini.

1. Empty Sella Syndrome bisa menganggu produksi hormon

Empty Sella Syndrome adalah suatu kondisi di mana terjadi penyusutan dari kelenjar pituitary atau hipofisis.

Dokter Spesialis Saraf di Rumah Sakit Otak Nasional di Jakarta Timur, dr Viola Maharani Sp.S berkata bahwa secara normal, kelenjar pituitary atau hipofisis ini ada pada bagian depan dari dasar tengkorak. Kelenjar ini berukuran sebesar kacang polong yang terletak di bagian bawah otak.

Baca juga: Mengenal Penyakit Kista di Batang Otak Sarwendah Istri Ruben Onsu

Kelenjar pituitary atau hipofisis berfungsi untuk menghasilkan banyak hormon penting bagi metabolisme tubuh kita. Beberapa jenis hormon yang dihasilkan adalah TSH (thyroid-stimulating hormone), FSH (follicle-stimulating hormone), LH (luteinizing hormone), Kortikotropin, dan hormon pertumbuhan.

Ketiga hormon pertama diketahui bertugas untuk mengendalikan fungsi kelenjar endokrin lainnya dan merangsang kelenjar tersebut untuk menghasilkan hormon.

Saat kelenjar hipofisis ini terganggu, termasuk mengalami penyusutan, maka satu atau lebih hormon tidak dapat diproduksi dalam jumlah yang cukup dan menyebabkan terjadinya kelainan.

2. Penyebab Empty Sella Syndrome

Viola menjelaskan, berdasakan pernyebabnya, penyakit Empty Sella Syndrome ini dapat dibagi menjadi dua yaitu primer dan sekunder.

“Yang primer itu jika tidak ada penyebab lain yang mendasari,” kata Viola kepada Kompas.com, Kamis (22/7/2022).

Sementara itu, untuk penyebab sekunder yakni jika ada kondisi lain yang menyebabkan kelenjar pituitari menjadi menyusut atau tertekan.

Baca juga: Belajar dari Ruben Onsu, Kenali Gejala Penyakit Empty Sella Syndrome

Contoh penyebab sekunder penyakit Empty Sella Syndrome ini adalah pada kondisi pasca trauma kepala, adanya infeksi, tumor, intracranial hypertension dan lain-lain.

3. Bisa tidak bergejala atau gejalanya berbeda-beda

Viola menjelaskan, tidak semua pasien yang mengidap Empty Sella Syndrome ini akan merasakan gejala, dan terpengaruhi produksi hormonnya.

“Sebagian besar pasien yang mengidap penyakti ini bersifat asimptomatik atau tidak menimbulkan gejala apa-apa,” kata Viola.

Gejala klinis yang muncul juga bergantung pada penyebab dasarnya, serta hormon apa yang sekresinya mengalami masalah.

Ia mencontohkan, jika pasien dengan Empty Sella Syndrome yang terganggu adalah hormon seksualnya, maka penyakit itu bisa menyebabkan gangguan siklus haid, infertilitas, atau impotensi pada laki-laki.

Selain itu, gejala lainnya yang sering muncul adalah nyeri kepala, penurunan ketajaman penglihatan dan fatigue atau mudah lelah.

Beberapa gejala ini pula yang dirasakan oleh Ruben Onsu, seperti ganguan ketajaman penglihatan dan mudah lelah.

Irfan Hakim dalam acara reality show-nya itu juga menceritakan bahwa kondisi Ruben Onsu yang mudah lelah itu juga kerap terlihat di lokasi syuting mereka.

Baca juga: Ruben Onsu Idap Penyakit Empty Sella Syndrome dan Tidak Tahan Dingin, Mengapa Bisa Terjadi?

“Kadang-kadang kalau dia (Ruben Onsu) lagi di panggung, tiba-tiba dia pegang tangan, mau jatuh, sudah kaku, sudah lemas, penonton enggak ada yang tahu,” cerita Irfan.

4. Kondisi tidak tahan dingin belum tentu disebabkan Empty Sella Syndrome

Ruben Onsu juga mengungkapkan bahwa sejak menderita penyakit Empty Sella Syndrome, dia menjadi tidak kuat berada di dalam ruangan bersuhu dingin dalam waktu yang lama.

Di salah satu acara stasiun televisi yang dipandu oleh Irfan Hakim dan Raffi Ahmad, Ruben bercerita bahwa kondisi tubuhnya akan semakin menurun apabila suhu di studio terlalu dingin.

“Kalau dingin iya, gue sudah kaku, benar-benar enggak bisa bergerak. Jadi mesti diam dulu panasin badan baru (normal),” kata Ruben.

Menurut Viola, keluhan Ruben yang tidak tahan dingin, bisa jadi tidak berhubungan langsung dengan kondisi Empty Sella Syndrome-nya,” kata Viola.

Kondisi ini, bisa jadi, ada kaitannya dengan kondisi pasien yang Hemoglobin (Hb) -nya drop berulang sampai 5mg/Dl.

Baca juga: Ruben Onsu Mengidap Empty Sella Syndrome, Penyakit Apa Itu?

Untuk diketahui, Ruben mengaku telah berulang kali mengalami Hb rendah dan kritis.

5. Apakah Empty Sella Syndrome bisa disembuhkan?

Dijelaskan oleh Viola, pada dasarnya penyakit Empty Sella Syndrome ini masih bisa disembuhkan dengan mengatasi penyebab serta gejala-gejalanya.

“Untuk primary Empty Sella Syndrome yang tidak menimbulkan gejala apa-apa, tidak perlu dilakukan terapi apa-apa,” kata dia.

Sementara itu, untuk yang sekunder dan bergejala, maka pengobatan tentu akan mencakup penyebab dasarnya.

Jika pasien memiliki penyebab dasar penyakit infeksi atau tumor, maka dokter tentu akan mengatasi atau menangani masalah utama penyebabnya itu.

Selanjutnya, pasien juga akan diberikan terapi substitusi hormonal sesuai hormon apa yang bermasalah pada tubuh pasien dengan Empty Sella Syndrome ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com