Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bagaimana Cara Merawat Luka Diabetes Agar Tak Membusuk? Ini Saran Dokter

Kompas.com - 11/07/2022, 18:31 WIB
Zintan Prihatini,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pasien diabetes melitus (DM) rentan mengalami luka pada area tubuh tertentu, khususnya di kaki. Tak jarang, luka pada kaki pasien membusuk dan bernanah jika tidak ditangani sesegera mungkin.

Dampak dari pembusukan kaki tersebut, bisa menyebabkan kaki harus mengalami amputasi. Hal serupa sempat dialami komedian Rini S Bon Bon, sebelum meninggal dunia pada Minggu (10/7/2022).

Ia dikabarkan mengidap penyakit diabetes melitus sejak tahun 1996, yang menyebabkan kakinya hampir diamputasi.

Dikutip dari pemberitaan Tribunnews, Senin (11/7/2022) pada 2008 Rini S Bon Bon membeli sepatu baru untuk keperluan dirinya. Namun, sepatunya terlalu sempit sehingga mengakibatkan lecet pada ibu jari kaki kanan.

Lantaran penasaran, ia memecahkan gelembung luka yang terbentuk karena lecet itu dengan peniti. Bukannya mengering dan sembuh, luka tersebut justru semakin parah dan mengeluarkan nanah serta bau tidak sedap.

Beberapa bulan setelahnya, kaki Rini menghitam serta ditemukan adanya beberapa luka baru yang membentuk lubang di kaki bagian atasnya. Maka, dokter menyarankan untuk dilakukan amputasi.

Dijelaskan oleh Kepala Divisi Endokrin Metabolik dan Diabetes, KSM Penyakit Dalam, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) - Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Dr Cipto Mangunkusumo (RSCM), Dr dr Tri Juli Edi Tarigan, SpPD-KEMD, FINASIM, sekitar 15 persen pasien diabetes pernah mengalami kaki diabetes (diabetic foot).

Baca juga: Diabetes Bisa Sebabkan Stroke, Benarkah? Ini Penjelasan Dokter

Kondisi itu dapat berupa munculnya koreng, luka, gangguan aliran darah pada orang dengan diabetes melitus. Menurutnya, apabila ada luka pasien perlu melakukan deteksi dini untuk mencegah pembusukan.

"Agar (luka) tidak membusuk, deteksi dini sangat penting, dan dikelola secara komprehensif dengan pendekatan kontrol metabolik, kontrol kuman, kontrol tekanan, kontrol luka, dan kontrol edukasi," ungkapnya kepada Kompas.com, Senin (11/7/2022).

Lebih lanjut, Tri berkata bahwa ciri luka diabetes biasa timbul pada pasien diabetes dengan beragam bentuk, tergantung gangguan yang dominan. Apakah dominan karena gangguan vaskular, infeksi atau neuropati.

Penyebab luka diabetes di kaki sendiri bisa dikarenakan kombinasi beberapa faktor seperti peredaran darah tak lancar, iritasi, maupun trauma.

Penderita diabetes menahun dapat mengalami neuropati, atau kondisi penurunan kemampuan merasakan nyeri di kaki akibat rusaknya saraf.

Kerusakan saraf tersebut dipengaruhi kadar gula darah yang stabil tinggi dalam waktu lama. Terkadang, para pasien juga tidak menyadari gejala penyakitnya.

Baca juga: Kenali Gejala Diabetes Melitus, Penyakit yang Sempat Diidap Komedian Rini S Bon Bon Sebelum Meninggal

Ilustrasi cara mendiagnosis diabetes dengan tes darah.SHUTTERSTOCK/Africa Studio Ilustrasi cara mendiagnosis diabetes dengan tes darah.

Tak hanya sampai di situ saja, pasien berisiko mengalami amputasi yang disebabkan karena dua hal:

Pertama, biasanya pasien diabetes mengalami gangguan pembuluh darah kecil maupun pembuluh darah besar. Pembuluh darah di kaki, yang menyuplai makanan dan oksigen mengalami penyempitan ataupun kerusakan karena diabetes.

"Sehingga tidak mendapatkan suplai darah dan akhirnya tentu sebagian bagian-bagian tertentu kakinya mengalami kematian karena enggak dapat aliran darah yang cukup," ujar Tri.

Kedua, orang dengan diabetes umumnya lebih mudah mengalami infeksi. Mereka yang mengalami ganguan aliran darah di kakinya, pun lebih mudah terkena infeksi di bagian tersebut.

"Akumulasi dari gangguan aliran darah, kemudian adanya infeksi yang meluas menyebabkan pembusukan dari sebagian jaringan-jaringan kaki, sehingga itu yang menyebabkan penyandang diabetes lebih mudah harus terkena amputasi," tambahnya lagi.

Diabetes dapat menyebabkan komplikasi. Misalnya, pada komplikasi diabetes pada pembuluh darah ialah terjadinya kebutaan, gangguan aliran darah ke ginjal, serta kerusakan ginjal.

Sedangkan, pada pembuluh darah besar bisa mengakibatkan stroke, gangguan aliran darah ke pembuluh darah otak besar, dan serangan jantung. Disfungsi ereksi, gigi lebih mudah rusak, dan kulit yang mudah terkena jamur turut menjadi komplikasi dari penyakit diabetes melitus.

Baca juga: Indonesia Peringkat Lima Kasus Diabetes Paling Banyak di Dunia

Merawat kaki diabetes

"Tips (menghindari luka) sering memeriksa kaki sendiri, terutama saat mau tidur, perawatan kaki mandiri, pilih alas kaki yang tepat, dan segera ke dokter jika ada sesuatu yang tidak biasa pada kaki kita," papar Tri.

Sementara itu, mengutip laman Kementerian Kesehatan (Kemenkes), edisi 2 Januari 2019 ada sejumlah cara untuk merawat kaki diabetes, antara lain:

  • Bersihkan kaki setiap hari dengan air bersih dan sabun mandi.
  • Berikan pelembap atau losion pada daerah kaki yang kering agar kulit tidak menjadi retak. Hindari penggunaan pelembap di sela-sela jari kaki karena dapat menimbulkan jamur.
  • Gunting kuku kaki lurus mengikuti bentuk normal jari kaki, tidak terlalu dekat dengan kulit, kemudian kikir agar kuku tidak tajam.
  • Gunakan alas kaki sepatu atau sandal untuk melindungi kaki agar tidak terjadi luka.
  • Gunakan sepatu atau sandal yang baik, sesuai dengan ukuran dan enak untuk dipakai, dengan ruang sepatu yang cukup untuk jari-jari.
  • Periksa sepatu sebelum dipakai apakah ada kerikil, benda-benda tajam seperti jarum dan duri.
  • Bila ada luka kecil, obati luka dan tutup dengan kain atau kassa bersih.
  • Periksa apakah ada tanda-tanda radang.

 Baca juga: Makanan dan Minuman Manis Bisa Picu Diabetes, Berapa Takaran Gula yang Disarankan?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com