Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hiu Megalodon di Puncak Rantai Makanan Juga Memangsa Predator Lain

Kompas.com - 24/06/2022, 12:02 WIB
Monika Novena,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi

KOMPAS.com- Sebuah studi mengungkap hiu megatooth, termasuk megalodon memiliki posisi puncak dalam rantai makanan di laut.

Dengan posisi tersebut megalodon dan hiu megatooth lainnya pun mampu memangsa pula predator lain dan bahkan saling memakan satu sama lain.

"Sangat mungkin hiu megatooth berada pada tingkat trofik (posisi yang ditempati hewan dalam jaring makanan) yang lebih tinggi daripada predator laut lainnya," kata Zixuan Rao dari Universitas Princeton, seperti dikutip dari New Scientist, Kamis (23/6/2022).

Kesimpulan tersebut didapat setelah Rao dan rekan-rekannya membuat analisis isotop nitrogen pada gigi hiu.

Ada dua isotop stabil alami nitrogen yaitu nitrogen-15 dan nitrogen-14, keduanya ditemukan dalam jaringan hewan.

Akan tetapi jaringan hewan umumnya lebih kaya akan nitrogen-15.

Baca juga: Seberapa Besar Gigi Hiu Megalodon?

Melalui kedua rasio nitrogen yang diambil dari analisis fosil gigi hiu megalodon tersebut peneliti dapat memperkirakan seberapa tinggi tingkatan hewan purba dalam jaring makanan.

Dalam studi ini, peneliti menganalisis rasio nitrogen dalam bahan gigi yang disebut enameloid yang diekstraksi dari lima spesies hiu megatooth yang telah punah.

Spesies ini memiliki ukuran mulai dari Otodus auriculatus sepanjang 3,5 meter hingga Otodus megalodon (atau yang dikenal banyak orang sebagai megalodon) sepanjang 15 meter.

Para peneliti juga mengukur rasio isotop nitrogen dalam sampel dari mamalia laut yang ada seperti lumba-lumba, anjing laut, walrus dan beruang kutub serta dari hiu modern, termasuk hiu putih besar.

Hasilnya adalah hiu megatooth, dalam hal unin hiu megalodon, memiliki rasio nitrogen paling tinggi, lebih tinggi daripada predator laut manapun yang masih hidup.

Baca juga: Di Mana Hiu Megalodon Hidup?

Ilustrasi Megalodon, hiu purba, hiu raksasa, hewan laut purba.Mary Parrish, Smithsonian, National Museum of Natural History Ilustrasi Megalodon, hiu purba, hiu raksasa, hewan laut purba.

"Kami belum pernah melihat nilai rasio nitrogen setinggi ini. Kami memang mengharapkan nilai tinggi tetapi yang menyangka setinggi ini," kata Rao.

Temuan ini pun menunjukkan tak hanya bahwa hiu megatooth berada di bagian atas jaring makanan, tetapi mereka juga memakan predator lain di dekat bagian atas jaring makanan.

Hanya saja predator mana yang dimakan hiu tak sepenuhnya jelas. 

Kendati demikian kemungkinan hiu megatooth juga memakan spesies hiu megatooth lain yang lebih kecil.

Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa hiu megatooth memakan predator lain di awal evolusi mereka, ketika mereka adalah hewan yang relatif kecil dengan panjang sekitar 3,5 meter.

Baca juga: Hiu Raksasa Megalodon Ternyata Bisa Sakit Gigi, Apa Sebabnya?

"Ini sangat menarik. Ini menunjukkan bahwa ukuran besar hiu megatooth tak diperlukan bagi mereka untuk mencapai puncak jaring makanan," ungkap Rao.

Lebih lanjut, memahami evolusi dan perilaku hiu megatooth dapat membantu para peneliti memahami bagaimana peristiwa iklim di masa lalu berdampak pada ekosistem laut tempat mereka tinggal.

"Melihat masa lalu adalah kunci masa depan, jika kita dapat memahami bagaimana iklim berdampak pada ekosistem di masa lalu, itu dapat membantu membimbing kita untuk melindungi kehidupan di masa depan," papar Rao.

Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa megalodon menempati posisi yang lebih tinggi dalam jaring makanan daripada hiu putih besar.

Dan studi terbaru ini pun mendukung hipotesis sebelumnya dengan lebih baik namun menggunakan ukuran sampel yang jauh lebih besar dengan metodologi mutakhir.

Penelitian fosil gigi megalodon ini telah dipublikasikan di jurnal Science Advances.

Baca juga: Kenapa Hiu Megalodon Punah?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com