KOMPAS.com - Pandemi Covid-19 menjadi momentum titik balik transformasi berbagai layanan kesehatan digital yang begitu masif.
Selain manfaatnya yang akan sangat baik untuk masyarakat, ada tantangan agar layanan kesehatan digital ini bisa optimal.
Layanan kesehatan berbasis digital biasanya dikenal dengan sebutan telemedicine. Meskipun sudah ada sebelum pandemi Covid-19 terjadi, telemedicine semakin dikenal oleh masyarakat dari banyak kalangan.
Baca juga: Akselerasi Sistem Layanan Digital Kunci Tuntaskan Kesenjangan Akses Kesehatan di Masyarakat
Melihat antusiasme dan pengetahuan masyarakat yang semakin berkembang dari daerah perkotaan dan pedesaan dalam penggunaan layanan telemedicine, Indonesia ternyata terus melanjutkan transformasi ekosistem kesehatan RI secara digital untuk membantu masyarakat, bahkan setelah pandemi Covid-19 berakhir nantinya.
Chief dari Digital Transformation Office Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Republik Indonesia, Setiaji, S.T., M.Si mengatakan, masih terdapat lebih banyak catatan rekam medis yang tersimpan dalam bentuk kertas dibandingkan digital.
Akibatnya, kata dia, sebagian besar data kesehatan tidak konsisten dan tidak update.
Setiaji menjelaskan, sebenarnya pada saat pandemi Covid-19 ini terjadi, kita belajar banyak hal, dan dalam persoalan layanan kesehatan, ternyata pandemi ini memperlihatkan secara jelas permasalahan sistemik yang harus diperbaiki.
Selain itu, pandemi Covid-19 juga membuat banyak pihak dalam berbagai bidang terutama layanan kesehatan bisa mengetahui apa yang perlu diperbaiki, dan ditingkatkan kapasitasnya, serta resiliensi sistem kesehatan yang perlu dilakukan.
“Pandemi jadi semacam akselerator buat kita,” kata Setiaji dalam diskusi HIMSS Indonesian Digital Transformation Symposium, Rabu (25/5/2022).
“Kami berharap, pandemi ini bisa memberikan langkah-langkah percepatan,” tambahnya.
Pada kesempatan yang sama dengan Setiaji, Presiden Direktur Indonesia Healthcare Corporation, DR Dr Fathema Djan Rachmat Sp.B, Sp.BTKV(K) MPH mengatakan, tantangan terbesar berikutnya dari transformasi layanan kesehatan digital saat ini, yaitu mengkolaborasikan berbagai bidang seperti kesehatan, teknologi, sistematik, programmer, staf ahli dan lain sebagainya.
“Challenge yang paling kita hadapi itu adalah working talents, di mana kita ketemu para dokter yang bisa bekerja bersama-sama dengan IT (ilmu teknologi), dan orang-orang IT yang bisa bekerja dengan orang-orang medis,” jelasnya.
Baca juga: Dokter Muda Akui Teknologi Digital Memudahkan Layanan Kesehatan