KOMPAS.com - Batu empedu adalah endapan cairan pencernaan yang mengeras, yang dapat terbentuk di kantong empedu.
Kantong empedu merupakan organ seperti kantong kecil yang ditemukan di bawah hati, dengan fungsi menyimpan dan mengonsentrasikan empedu.
Dituliskan Mayo Clinic, ukuran batu empedu berkisar dari sekecil sebutir pasir hingga sebesar bola golf. Beberapa orang mengembangkan hanya satu batu empedu, sementara yang lain mengembangkan banyak batu empedu pada saat yang bersamaan.
Baca juga: Hobi Makan Junk Food di Usia Remaja Berisiko Batu Empedu
Dalam kebanyakan kasus, batu empedu tidak menimbulkan gejala apa pun dan tidak perlu diobati. Tapi jika terperangkap di lubang (saluran) di dalam kantong empedu, dapat memicu rasa sakit tiba-tiba dan intens di perut, yang berlangsung selama 1-5 jam.
Adapun jenis sakit perut yang disebabkan oleh batu empedu dikenal sebagai kolik bilier.
Beberapa orang dengan batu empedu juga dapat mengalami komplikasi seperti radang kandung empedu (kolesistitis), yang bisa menyebabkan rasa sakit yang persisten, menguningnya kulit dan mata (penyakit kuning), serta suhu tinggi.
Saat batu empedu menyebabkan gejala atau komplikasi, kondisi ini dikenal sebagai penyakit batu empedu atau choleliathiasis.
WebMD menuliskan, terdapat dua jenis batu empedu yaitu:
Diperkirakan batu empedu berkembang, karena ketidakseimbangan dalam susunan kimiawi empedu di dalam kantong empedu.
Dalam kebanyakan kasus, kadar kolesterol dalam empedu menjadi terlalu tinggi dan kelebihan kolesterol terbentuk menjadi batu.
Risiko terkena batu empedu meningkat seiring bertambahnya usia. Selain itu, kelebihan berat badan atau obesitas menjadi salah satu faktor risiko yang lebih memungkinkan seseorang terkena batu empedu.
Beberapa faktor risiko lain sebagai berikut:
Baca juga: Maia Estianty Operasi Batu Empedu, Penyakit Apa Itu?