"Tanaman tunggal ini sebenarnya mandul, tak memiliki kelamin. Bagaimana dapat bertahan dan berkembang begitu lama benar-benar membingungkan," katanya.
Tanaman yang tak memiliki kelamin cenderung telah mengurangi keragaman genetik yang biasanya mereka butuhkan saat berhadapan dengan perubahan lingkungan.
Jadi bagaimana satu bibit lamun itu akhirnya bisa berkoloni?
Menurut peneliti itu terjadi karena gennya sangat cocok dengan lingkungan lokalnya dan juga memiliki perbedaan genetik yang halus yang membantunya menghadapi lingkungan tempatnya hidup.
Baca juga: 6 Manfaat Padang Lamun, Tumbuhan yang Sering Terlupakan
Peneliti juga menduga keberhasilannya mengembangkan koloni yang besar karena padang lamun di Shark Bay ini memiliki kromosom dua kali lebih banyak yang berarti itu adalah poliploid.
"Tanaman poliploid sering berada di tempat dengan kondisi yang ekstrim, seringkali steril, tetapi dapat terus tumbuh jika dibiarkan tak terganggu dan lamun raksasa ini telah melakukan hal itu," ungkap Sinclair.
"Bahkan tanpa pembungaan dan produksi benih yang sukses, tanaman ini tampak sangat tangguh, mengalami berbagai suhu dan salinitas ditambah kondisi cahaya yang sangat tinggi, yang bersama-sama biasanya akan sangat membuat stres bagi sebagian besar tanaman," tambahnya.
Peneliti saat ini telah menyiapkan serangkaian percobaan di Shark Bay untuk memahami bagaimana tanaman ini bertahan dan tumbuh subur di bawah kondisi variabel seperti itu.
Padang lamun di Shark Bay, Australia disebut sebagai tumbuhan terbesar di Bumi. Studi terhadap tumbuhan tersebut telah dipublikasikan di Proceedings of the Royal Society B.
Baca juga: Jenis-jenis Tumbuhan yang Menunjukkan Keanekaragaman Tingkat Gen
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.