Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

DJ Chantal Dewi Ditangkap karena Sabu, Kenapa Orang Pakai Sabu sampai Kecanduan?

Kompas.com - 17/03/2022, 16:32 WIB
Ellyvon Pranita,
Shierine Wangsa Wibawa

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Selebriti sekaligus disc jockey (DJ) Chantal Dewi, ditangkap Kepolisian Daerah (Polda) Metro Jaya lengkap dengan barang bukti narkotika jenis sabu.

Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar (Kombes) Endra Zulpan mengatakan, barang bukti sabu tersebut diduga milik Chantal Dewi.

"Barang bukti (yang diamankan) sabu, info berikutnya menyusul," ujar Zulpan melalui pesan singkat, Kamis (17/3/2022).

Kasus yang dialami DJ Chantal Dewi ini menambah deretan selebritas atau artis tanah air yang ditangkap akibat penyalahgunaan narkoba, termasuk jenis sabu ini.

Baca juga: Bobby Joseph Ditangkap karena Narkoba, Ini Efek Sabu bagi Kesehatan

Mengapa orang memakai narkoba?

Narkotika memang memunculkan rasa candu di tubuh pengonsumsi. Alasan seseorang memakai bahan haram ini pun beragam. Mulai dari pendoping stamina, euforia, untuk menjaga mood, dan lain sebagainya.

Namun, dalam pemberitaan Kompas.com edisi 20 Juli 2019, dokter adiksi sekaligus peneliti obat-obatan terlarang dari Institute of Mental Health Addiction and Neuroscience (IMAN) Jakarta, Hari Nugroho, mengungkap, ada tiga faktor utama yang berkaitan dengan pemicu seseorang memakai narkoba sabu.

"Orang menggunakan sabu tentu banyak alasan dan faktornya, baik faktor internal maupun eksternal. Namun, pada dasarnya dikelompokkan menjadi tiga (faktor)," kata Hari.

Berikut beberapa faktor yang disebutkan menjadi penyebab banyak orang memakai narkoba:

1. Ingin bersenang-senang

Faktor pertama orang ingin memakai narkoba seperti sabu dan lainnya adalah untuk bersenang-senang atau memunculkan rasa semangat dalam dirinya.

"Misalnya, (seseorang pakai sabu) supaya kuat melakukan aktivitas sehari-hari dengan penuh semangat tanpa lelah. Ini karena sifat sabu yang stimulan," ujar Hari.

Baca juga: Coki Pardede Kecanduan Sabu Suntik, Apa Saja Risiko Bahayanya?

2. Cara mereka mengatasi masalah

Faktor kedua, untuk mengatasi masalah. Pengguna sabu merasa mampu mengatasi suatu permasalahan dengan lebih baik jika sebelumnya mengonsumsi sabu terlebih dahulu.

"Misal karena kurang percaya diri, cemas, depresi, merasa terlalu gemuk sehingga ingin menurunkan berat badannya supaya tampil prima, atau tidak percaya diri dengan kemampuan melakukan aktivitas seksual sehingga menggunakan sabu supaya tahan lama dan lain-lain," kata Hari menambahkan.

3. Penasaran dan tekanan lingkungan

Faktor terakhir pemicu memakai sabu adalah rasa penasaran dan tekanan lingkungan. Hari mengatakan, hal ini juga menyumbang angka pengguna sabu.

Penyebab sabu bikin candu

Padahal, narkotika termasuk sabu memiliki efek candu untuk tubuh yang menggunakannya. Pasalnya, sabu adalah obat stimulan yang sangat kuat bagi sistem saraf pusat.

Baca juga: Bisa Timbulkan Kecanduan, Ini Efek Sabu pada Tubuh

Untuk diketahui, nama lain obat ini adalah metamfetamin. Zat ini sebetulnya adalah obat yang digunakan untuk mengobati gangguan hiperaktif atau attention deficit hiperactivity disorder (ADHD) dan narkolepsi atau gangguan sistem saraf yang membuat orang tertidur secara berlebihan dan tiba-tiba.

Namun, bentuk sabu yang sering disalahgunakan oleh pecandu adalah yang berbentuk serbuk putih. Serbuk putih ini merupakan bentuk halus dari kristal meth, tidak berbau, pahit, dan mudah larut dalam air.

Sabu bekerja khusus pada sistem saraf pusat. Obat ini bekerja dengan meningkatkan dopamin di otak. Dopamin sendiri adalah salah satu hormon yang terlibat dalam pergerakan tubuh, rasa bahagia, kemampuan mengingat dan belajar.

Sabu membuat dopamin pada otak meningkat tajam melebihi kadar dopamin yang secara natural diproduksi di otak. Ini akan membuat seseorang merasa bahagia dan ketagihan ingin menggunakannya terus menerus.

Bahkan, jika sudah sering menggunakannya, pengguna sabu akan menginginkan dosis sabu yang lebih tinggi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com